Lihat ke Halaman Asli

Ada Apa dengan Pendidikan di Indonesia?

Diperbarui: 30 Juli 2021   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hai semuanya! Kalian pasti tahu kan bahwa negara yang kita cintai ini memiliki banyak
sekali pulau, yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Hal ini yang mengharuskan
pemerintah bekerja ekstra untuk menunjang pendidikan di Indonesia. Agar para generasi
muda penerus bangsa bisa mendapatkan pendidikan yang cukup. Sehingga bisa
membangun negara Indonesia lebih maju lagi dan tidak kalah dengan negara maju
lainnya.

Saat ini Indonesia menerapkan sistem pendidikan nasional. Ini diatur pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Salah satu programnya yaitu "Wajib
Belajar 12 Tahun" SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun. Kelebihan
dari sistem ini ialah biaya pendidikan yang terjangkau, kurikulum yang dibuat oleh orang-orang yang ahli, dan sistem pendidikan yang transparan.

Namun sayangnya pendidikan di Indonesia masih tertinggal sangat jauh. Bahkan dalam
survei Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018
Indonesia berada di urutan ke-74 dari 79 negara. Pada peringkat satu ditempati China dan
peringkat dua ditempati oleh Singapura. Staf Khusus Presiden Republik Indonesia,
Adamas Belva Syah Devara mengungkapkan, berdasarkan penelitian professor di Havard
University
Indonesia memerlukan 128 tahun untuk mengejar ketertinggalan kualitas
pendidikan dengan negara maju.


Ada beberapa faktor kenapa pendidikan di Indonesia tertinggal sangat jauh. Yang
pertama, banyak guru yang merangkul murid berprestasi dalam hal akademik dan
menjauhi murid yang kurang menguasai bidang akademik. Padahal tidak semua anak
memiliki kemampuan yang sama dengan anak lainnya. Ada yang terampil di bidang
kesenian, pandai dalam bidang musik, ataupun lihai dalam bidang olahraga tapi dianggap
bodoh karena tidak dapat mengerjakan soal matematika. Ini yang membuat anak tidak
percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki.


Faktor yang kedua yaitu, rendahnya kualitas sarana fisik. Banyak sekolah yang
bangunannya kurang layak untuk dijadikan tempat mengajar, seperti atap dan dinding
yang sudah rapuh, lantai yang tidak dikeramik, juga kurangnya bangku dan meja.
Terutama di wilayah Indonesia bagian timur. Selain bangunan yang kurang layak, banyak
juga sarana dan prsarana yang kurang memadai. Tidak memiliki perpustakaan, pemakaian
teknologi infomasi tidak memadai, tidak ada lapangan untuk melakukan kegiatan di luar
kelas, dan sebagainya.


Lalu faktor yang ketiga, kualitas guru yang masih rendah. Kemendikbud mencatat jumlah
guru yang tersertifikasi belum mencapai 50%, sertifikasi ini menjadi ukuran untuk
menentukan kelayakan profesi. Persentase guru yang tersertifikasi paling banyak terdapat
di jenjang pendidikan SMP sebesar 48,44%. Persentase terbanyak selanjutnya terdapat di
jenjang pendidikan SD sebesar 45,77%. Sementara, persentase terkecil SMK yang hanya
sebesar 28,49%.


Dan yang terakhir, kurangnya pemerataan pendidikan. Masih banyak anak usia sekolah
yang tidak dapat merasakan bangku pendidikan. Layanan pendidikan diusia dini pun
masih sangat terbatas. Hal ini akan menghambat pengembangan SDM dalam berbagai
bidang. Diperlukan kebijakan untuk mengatasi masalah ketidakmerataan pendidikan.

Diharapkan pada era modern ini, Indonesia mampu meningkatkan kualitas pendidikan.
Sehingga tidak ada lagi masalah-masalah seperti yang telah disebutkan di atas. Karena
indikator untuk menjadi negara maju adalah kualitas pendidikan yang tinggi. Pemerintah
juga harus turun tangan dalam menyikapi masalah ini. Dengan meningkatkan efektifitas,
efisiensi, dan standar pendidikan juga dengan merubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan pendidikan pasti akan meningkatka kualitas pendidikan Indonesia.
Profesionalisme guru dalam mengajar pun harus ditingkatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline