Lihat ke Halaman Asli

kanditha rechta

dokter gigi

Penataan Sirkulasi Udara Ruangan Isolasi Bertekanan Negatif Pada Praktik Dokter Gigi

Diperbarui: 2 November 2021   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Praktek Dokter Gigi Kanditha

Sejak ditetapkan bahwa praktik dokter gigi harus dibatasi tindakannya selama pandemi Covid-19, maka hampir semua dokter gigi menutup praktik pribadinya dan melakukan teledentistry. Teledentistry sendiri adalah penggunaan tekhnologi informasi untuk melaksanakan kedokteran gigi tanpa batasan jarak. Dokter gigi melakukan teledentistry sebagai upaya untuk tetap melayani kesehatan gigi dan mulut masyarakat secara daring.

Salah satu penyebab diberlakukannya pembatasan tindakan kedokteran gigi adalah karena pandemi covid-19. Contoh dalam kedokteran gigi misalnya ketika pasien yang positif Covid-19 menjalankan prosedur perawatan gigi menggunakan bur yang berputar dengan kecepatan tinggi, maka saliva atau air liur, udara pernapasan, dan darah pasien akan bercampur menjadi bahan yang infeksius bagi dokter dan perawat gigi. Maka dari itu, dokter gigi adalah salah satu tenaga medis yang rentan terhadap penularan Covid-19.

Kali ini saya akan membahas dampak pandemi yang saya rasakan sebagai general practitioner di praktik pribadi saya di Palembang. Pada awalnya, saya mengikuti keputusan pemerintah dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia untuk menutup tempat praktik saya sementara dan melakukan konsultasi online kepada pasien. Sayapun memberi edukasi dan informasi kepada pasien untuk tidak datang ke praktik dokter gigi jika tidak ada yang darurat.

Namun seiring berjalannya waktu, keadaan masih tidak bisa diprediksi. Masih menjadi ketakutan saat itu untuk dokter gigi dan pasien dengan kemungkinan terjadinya penyebaran infeksi terutama melalui udara (airborne infection). Maka sebenarnya yang harus diperhatikan adalah pengaplikasian sistem tata udara pada bangunan praktik saya. Karena keuntungan yang bisa didapatkan dengan penataan sirkulasi udara yang baik di ruang praktik dokter gigi adalah untuk pengaturan temperatur, kelembaban udara yang relatif, kebersihan udara dan tekanan udara dalam ruang dalam rangka mencegah berkembang biak dan tumbuhnya mikroorganisme. Beberapa bulan kemudian, dengan adanya sosialisasi untuk membuat ruang isolasi bertekanan negatif di ruang praktik dokter gigi, maka saya mencoba untuk mengubah konsep ruang praktek saya dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan di atas.

Saya mulai memasang beberapa peralatan penunjang bertekanan negatif dalam ruangan praktik saya, mulai dari exhaust fan, aerosol suction, air purifier with hepa filter, UVC light, dan baju hazmat sekali pakai agar tidak langsung terciprat aerosol dari pasien.

Setelah memasang semua peralatan penunjang di ruang praktik, saya mulai memberanikan diri untuk membuka kembali tempat praktik saya agar bisa melayani pasien kembali secara langsung. Dampak positif yang saya rasakan dengan adanya pandemi, setidaknya saya lebih bisa merasa fokus kepada perubahan perilaku terhadap protokol kesehatan, kebersihan, dan kebiasaan baik di lingkungan praktik saya, demi terciptanya kenyamanan dan keamanan antara dokter gigi dan pasien.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline