Lihat ke Halaman Asli

Hikayat Brondong Koplak: There’s Something About Dulkie

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13482086621252418193

Tok-tok-tok! Seorang pemuda narsis usia 25 tahunan yang berpenampilan lumayan modis terlihat sedang mengetuk pintu gerbang sebuah rumah berpagar tinggi. Dari luar pagar, rumah itu tampak seperti sebuah bangunan kayu berdesain kuno. Ukurannya cukup besar dan sepertinya punya halaman depan yang luas. Sesekali terdengar gelak tawa dari dalam sana yang menunjukkan bahwa terdapat banyak orang sedang berkumpul. Dulkemit Cokrowerdoyo, nama pemuda itu, kembali mengetuk gerbang bertuliskan "MABES KOMPLOTAN COPLAQUE YO BAND. Yang Berkepentingan Serius Silakan Masuk.. Angin". Di bawahnya terpasang pamflet sebuah produk jamu yang diklaim sebagai sponsor resmi rombongan orkes ini. Tok-tok-tok! Wow.... Dulkemit kaget karena tiba-tiba gerbang dibuka, dibarengi kemunculan sesosok laki-laki berpotongan rambut super pendek. Laki-laki tersebut menyambutnya dengan senyum lebar. "Mas Dulkemit, ya?" sapanya ramah. "Saya Soekaspo, staf rumah tangga senior di sini. Silakan langsung ke tempat penjagalan, eh, maaf, tempat audisi. Sudah ditunggu dari tadi...." "Matur nuwun, Mas," ujar Dulkemit yang sungguh terkesan dengan sambutan pria yang kira-kira berumur 35-an itu. "Saya mau ambil peralatan dulu di kendaraan," lanjutnya. Dulkie (nama gaul booo...) bergegas menuju mobilnya untuk mengambil alat dimaksud. Mobilnya adalah sebuah sportcar berwarna biru tua metalik bermerk Aston Villa FC, varian termutakhir keluaran pabrik perakitan Aston Martin cabang Pondok Cabe. Setelah mengaduk-aduk bagasi dan melempar keluar beberapa buah benda seperti sepatu bola, raket pingpong (raket jenis baru wkwkwkwk), biji congklak, net voli, kaset Obbie Mesakh, egrang, helm balap, baju balet, dan bakiak, akhirnya ketemulah benda yang dicari-cari. Sebuah icik-icik model klasik! Yang terbuat dari susunan tutup botol limun dan orson dari merk-merk asing legendaris!!!

[caption id="attachment_206966" align="aligncenter" width="623" caption="KYB-ers yang ngganteng-ganteng dan cuantik-cantik... (dok. Mbak Dessy/Babeh Helmi)"][/caption] Tanpa buang-buang waktu, Dulkie segera menghambur masuk ke dalam komplek rumah kayu markas Coplaque Yo Band. Wuah, ternyata benar, di sana telah berkumpul banyak orang. Yang laki-lakinya (dari jauh) nampak ganteng-ganteng, yang perempuannya (waktu brondong sok keren itu mencopot kacamata untuk dibersihkan) kelihatan cantik-cantik. Gerombolan manusia itu rupanya sedang bercengkerama dengan seseorang yang sepertinya baru tiba dari perjalanan jauh. Tandanya adalah orang itu membawa tas besar yang tertempel stiker bertuliskan "AirAsin", nama maskapai udara yang baru beberapa bulan membuka jalur ke Eropa. Di sebelah kiri rumah kayu itu, samar-samar Dulkie melihat sebuah bangunan gudang yang terlihat sangat modern. Pastilah gudang itu menyimpan sesuatu yang sangat berharga. Ternyata dugaan pemuda itu 100% benar. Ketika memakai kembali kacamatanya, sangat jelas terlihat bahwa bangunan panjang itu adalah sebuah gudang berteknologi mutakhir karena begitu banyak perangkat elektronik yang menempel di sekelilingnya. Memiliki kira-kira lima pintu, di pintu terdekat melekat sebuah papan aluminium bertuliskan "JENGKOL PANENAN TAHUN 1901-1925" dan di pintu terjauh tertulis "JENGKOL PANENAN TAHUN 2001-2025". Dulkemit berjalan mendekati kerumunan manusia di depannya. Dia mengangguk takzim. Kemudian salah seorang dari mereka, wanita cantik berseragam coklat (hmm, sepertinya seorang tenaga pendidik), berinisiatif menyapa. "Hai...." ujar perempuan cantik itu. Suaranya terdengar renyah dan merdu. Dulkemit terkesiap. Dia tidak siap menerima serangan mendadak seperti itu. "Hai juga, Bu...." balas Dulkie dengan suara lirih tercekat. Eladhalah, gak nyangka, jebule anggota Coplaque Yo Band cuantik-cuantik tenan, batinnya. Dia langsung grogi stadium akut. "Ah, jangan panggil Ibu, deh. Panggil Mbak aja, ya? Meskipun saya ini kepala sekolah, tapi saya kan masih muda...." cerocos wanita itu sambil mengedipkan mata. Wadezig! Serasa mau copot jantung si Dulkie demi melihat kedipan maut itu. Segera dia mengelus dada (dada sendiri, red) dan menyeka iler sebelum terlanjur jatuh menetes bertalu-talu. Walah, Dulkemit mulai salting. Untunglah Mas Soekaspo datang bergabung. " Bu Kepsek, ini Mas Dulkemit yang mau audisi jadi anggota band kita. Melamar jadi pemain icik-icik katanya," ujar Soekaspo sambil menyerahkan selembar kertas kepada Bu Kepsek. "Ini biodatanya, monggo dibaca...." Bu Kepsek nan ayu itu lalu membaca secara seksama biodata dari Dulkie. Sambil membaca, sesekali matanya melirik dan sesekali mengedip. Dan inilah biodata dari Dulkemit Cokrowerdoyo: Nama Lengkap: Abdul Kamid bin Cokrowerdoyo bin Wirjomoenawi bin Soekirmowirodipoero Nama Populer: Dulkemit Cokrowerdoyo Nama Pendek: Dulkemit Nama Gaul: Dulkie Nama Kakak: Diandra Paramitha Sastrowardoyo Nama Bapak: Cokrowerdoyo bin Wirjomoenawi bin Soekirmowirodipoero bin Honotjoroko Nama Ibu: Nyai Cokrowerdoyo bin Wirjomoenawi bin Soekirmowirodipoero bin Honotjoroko TTL: Paramaribo, 30 Februari 1987 Alamat: 1. Jl. Overste Patrick Kluivert No. 3, RT.1 RW. 5, Kel. Paramaribo, Kec. Paramaribo Tengah, KotaParamaribo, Suriname, South America, Earth, Milky Way (alamat tetap) 2. Jl. Medan Merdeka Selatan No. 2, Jakarta, Indonesia (alamat kos/sementara) Hobi: Balap mobil, balap motor, balap tamiya, balap egrang, dan makan lontong balap Pendidikan Terakhir: Program Post Doktoral Fakultas Kedokteran ITB Bandung (sedang menyusun Laporan PKL) Status: High Quality Jomblo (bersambung) ----------------- Postingan ini sebagai syarat ujian masuk @KoplakYoBand




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline