Lihat ke Halaman Asli

Karakteristik Karya Sastra Angkatan 1950 dan Angkatan 1966

Diperbarui: 15 Juni 2022   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karakteristik Karya Sastra Angkatan 1950 dan Angkatan 1966

Karakteristik pada umumnya berarti sifat khas yang sesuai dengan perwatakan tertentu. Dalam karya sastra terdapat karakteristik yang berbeda-beda pada tiap angkatannya. Pada sastra angkatan 1950 dan 1966 memiliki karakteristik yang berbeda, masing-masing angkatan memiliki sifat atau ciri khasnya yang berbeda.

1. Angkatan 1950

Angkatan ini muncul pada tahun 1950, angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra yang berjudul "Kisah Asuhan", majalah ini dipelopori oleh HB Jassin. Ternyata karakteristik karya sastra antara Angkatan 1945 dengan Angkatan 1950 tidak jauh berbeda. Akan tetapi pada kedua angkatan ini terdapat pergulatan politik yang menyebabkan pembabakan priode sastranya menjadi berbeda.

Angkatan 50 ini menjadi gambaran dunia sastra Indonesia pasca kemerdekaan. Tokoh sastrawan yang terkenal pada angkatan ini adalah Sapardi Djoko Damono, Taufik Ismail, Goenawan Mohamad, Ajip Rosidi, Budi Darma, Umar Kayam, NH Dini, Subagio Sastrowardoyo, WS Rendra, dan para tokoh lainnya.

Ciri-ciri atau karakteristik karya sastra pada Angkatan 1950 ini yaitu:

  • Banyaknya kemunculan kebudayaan daerah agar mewujudkan sastra nasional Indonesia.
  • Nilai keindahan terbentuk atas peleburan antara ilmu dan pengetahuan asing berdasarkan ukuran nasional.
  • Cerita pendek atau cerpen dan kumpulan puisi yang mendominasi.
  • Pusat kegiatan sastra makin banyak jumlahnya dan sudah meluas ke seluruh pelosok Indonesia.

2. Angkatan 1966

Pemberian nama atau penamaan Angkatan 66 pertama kali dicetuskan oleh H.B Jassin. Angkatan ini muncul pada saat peralihan dari rezim Orde Lama ke Orde Baru. Tokoh sastrawan yang masuk ke dalam Angkatan 1966 yaitu Sapardi Djoko Damono depan karya yang berjudul "Dukamu Abadi", Sutardji Calzoum Bachri dengan karya yang berjudul "Amuk", dan Taufik Ismail dengan karya yang berjudul "Tirani dan Benteng.

Karena pada Angkatan 1966 ini muncul di saat peralihan Orde Baru ke Orde Lama, jadi karakteristik yang dimiliki angkatan ini yaitu:

  • Banyak menyuarakan kritik sosial.
  • Beraliran surealisme.
  • Bercorak politis.
  • Mempunyai konsepsi Pancasila.
  • Puisinya menggambarkan kemuraman hidup yang menderita.
  • Prosanya menggambarkan masalah kemasyarakatan.

Referensi:

Mujianto, Yant dan Amir Fuady. 2014. Sejarah Sastra Indonesia. Penerbit Ombak: Yogyakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline