Lihat ke Halaman Asli

Ungky

Penulis

Air: Isu Strategis di Kawasan Timur Tengah

Diperbarui: 11 Januari 2025   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arab Saudi, Sumber: Freepik

Air menjadi isu yang sangat penting di kawasan Timur Tengah, salah satu wilayah paling kering di dunia. Ketersediaan air yang terbatas di kawasan ini merupakan hasil dari interaksi kompleks antara kondisi lingkungan, tekanan ekonomi, dan dinamika politik. Curah hujan yang sangat rendah dan minimnya sumber daya air alami membuat negara-negara di kawasan ini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan domestik, pertanian, dan industri. Air di kawasan ini bukan hanya menjadi kebutuhan dasar, melainkan juga aset strategis yang menentukan stabilitas dan kelangsungan hidup masyarakat. Ketergantungan yang tinggi pada sumber daya terbatas ini menimbulkan potensi konflik jika tidak dikelola dengan baik.

Air memiliki signifikansi yang tidak bisa diabaikan dalam diplomasi regional Timur Tengah. Distribusi sumber daya air yang tidak merata, dikombinasikan dengan keterbatasan sungai besar yang melintasi beberapa negara, menambah kompleksitas persoalan ini. Sungai Nil, Tigris, Eufrat, dan Yordan menjadi contoh utama ketegangan geopolitik terkait pengelolaan air. Arab Saudi memainkan peran signifikan di tengah situasi ini meskipun tidak memiliki sungai besar. Saudi mengandalkan inovasi teknologi dan strategi diplomasi pragmatis untuk mengatasi tantangan air sekaligus menjaga hubungan harmonis dengan negara tetangga.

Arab Saudi telah menetapkan langkah ambisius dalam tata kelola air melalui Vision 2030, peta jalan pembangunan negara di berbagai sektor. Pengelolaan air dipandang sebagai upaya teknis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta bagian dari transformasi besar-besaran menuju keberlanjutan. Saudi sangat bergantung pada teknologi desalinasi untuk mengolah air laut menjadi air tawar, mengingat sumber air tanah yang semakin menipis. Proyek-proyek desalinasi menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan air domestik dan industri, menunjukkan keberhasilan negara ini mengatasi kekurangan air. Namun, tantangan besar tetap ada, termasuk biaya tinggi dan ketergantungan pada energi fosil yang dapat berdampak buruk pada lingkungan.

Teknologi desalinasi yang diandalkan Arab Saudi membawa perubahan besar dalam ketersediaan air. Desalinasi memungkinkan negara ini memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah serta mendukung sektor pertanian dan industri (Jaelani, 2021). Namun, proses ini menghadapi tantangan serius. Konsumsi energi yang tinggi membuat desalinasi menjadi metode mahal untuk mengolah air. Ketergantungan pada energi fosil menimbulkan masalah keberlanjutan lingkungan. Untuk mengatasi ini, Arab Saudi mulai mengintegrasikan energi terbarukan, seperti tenaga surya, dalam operasional fasilitas desalinasi.

Di tengah tantangan internal terkait air, Arab Saudi juga menghadapi tantangan besar dalam mendorong kerja sama diplomatik di kawasan Timur Tengah. Hingga saat ini, belum ada mekanisme multilateral yang efektif untuk mengelola sumber daya air secara bersama-sama. Saudi lebih memfokuskan diplomasi regional pada isu-isu politik dan keamanan yang lebih mendesak, seperti konflik di Palestina, Lebanon, dan Suriah. Meski demikian, potensi konflik air, seperti perselisihan terkait Sungai Nil antara Mesir, Ethiopia, dan Sudan, menunjukkan pentingnya keterlibatan Saudi dalam mencari solusi diplomatik yang adil dan berkelanjutan untuk mencegah ketegangan lebih lanjut.

Pendekatan pragmatis Arab Saudi dalam menangani konflik air regional memberikan pemahaman mendalam akan peran negara ini sebagai aktor yang mendorong stabilitas. Meskipun tidak secara langsung terlibat dalam konflik seperti Sungai Nil atau Yordan, Arab Saudi memiliki kapasitas sebagai mediator. Contohnya, dalam konflik Bendungan Grand Ethiopian Renaissance, Saudi dapat menggunakan pengaruh politik dan ekonominya untuk memfasilitasi dialog. Vision 2030 juga mencakup inisiatif untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan air, termasuk mengurangi kebocoran dalam sistem distribusi yang menjadi masalah serius di banyak wilayah. Teknologi seperti hujan buatan juga dieksplorasi untuk meningkatkan ketersediaan air tawar, mencerminkan komitmen Saudi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) (Nasrudin, Setiawan, dan Rahmad Fadhli, 2024).

Konflik air di Timur Tengah tetap menjadi ancaman signifikan bagi stabilitas regional. Sungai Nil, Yordan, Tigris, dan Eufrat menjadi pusat konflik karena distribusi air yang tidak merata dan tuntutan yang terus meningkat (Halim Barakat, 2021). Kurangnya kepercayaan antarnegara menambah kompleksitas kesepakatan pengelolaan air yang adil. Ketegangan ini sering diperburuk oleh dinamika politik, di mana air digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi diplomatik.

Potensi konflik militer akibat sengketa air menjadi ancaman besar di kawasan ini. Ketika sumber daya air semakin langka, risiko eskalasi ketegangan meningkat. Pendekatan diplomatik berbasis keadilan dan kolaborasi menjadi sangat penting. Konsep benefit-sharing atau berbagi manfaat dapat menjadi solusi efektif dibandingkan pembagian fisik sumber daya air. Pendekatan ini memungkinkan semua pihak mendapatkan keuntungan setara tanpa harus membagi sumber daya secara langsung, menciptakan stabilitas lebih besar.

Arab Saudi memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam mencari solusi regional terkait masalah air. Dengan kekuatan finansial dan visi pembangunan yang kuat, Saudi dapat memainkan peran strategis dalam mempromosikan kerja sama berbasis keberlanjutan. Investasi dalam teknologi air inovatif tidak hanya bermanfaat bagi Saudi, tetapi juga negara tetangga yang menghadapi tantangan serupa. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, Saudi perlu mengutamakan isu air dalam agenda politik dan diplomasi regional.

Kerja sama multilateral menjadi langkah penting untuk mengatasi tantangan air. Arab Saudi dapat berperan sebagai fasilitator dalam membangun mekanisme kerja sama untuk mengelola sumber daya air secara bersama-sama, mencegah konflik, serta memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi kawasan.

Melalui langkah-langkah ini, Arab Saudi memiliki peluang mengubah tantangan air menjadi peluang strategis. Dengan mengintegrasikan teknologi, diplomasi, dan keberlanjutan, Saudi dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin regional yang berkontribusi pada solusi domestik dan stabilitas kawasan Timur Tengah. Strategi ini memberikan manfaat jangka panjang bagi Saudi dan seluruh kawasan yang bergantung pada keberlanjutan sumber daya airnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline