Lihat ke Halaman Asli

Kana Lazina

Uin salatiga

Kisah Tengku Syekhy, Masa Lalunya yang Pahit Mampu Membuatnya Bangkit ke Titik Sekarang

Diperbarui: 17 Juni 2023   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : tengku syekhy

Salah satu sosok mahasiswa kader HMI cabang jakarta selatan yang patut diteladani adalah tengku abdullah syekhy aktivis muda yg berfokus pada pendidikan di indonesia yang saat ini menjabat sebagai Ketua himpunanh mahasiswa hukum (himakum) dan kader aktit himpunan mahasiswa islam  (HMI) cabang jakarta selatan Kecamatan pasar minggu, kota jakarta selatan.

Laki laki gagah dan gemar membaca ini ialah kader HMI yang tak pernah bisa diam, aktif, kreatif, dan berprestasi. Terbukti dari semangatnya dalam menuntut ilmu, dirinya berhasil menjadi ketua himpunan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Nasional (UNAS) pada april 2023 lalu.

Kesuksesannya tidak diraih secara cuma-cuma. Di balik riang-tawanya di setiap hari justru terdapat beberapa kisah duka yang ia lalui. Seperti saat ia di bangku sekolah SMA, ia sempat tidak naik kelas di karenakan ada beberapa guru yang tidak suka cara berfikir nya yang radikal dan kebebasan ber ekspresi yang ia junjung tinggi.

Kepada saya (Kana Lazina) rabu (12/6/2023) dirinya bercerita bahwa pada saat ia SMA ia sempat mengalami intimidasi dari rekan rekan dan guru nya karna pola fikir nya yang radikal dan keadaan ekonomi keluarga nya yang kurang mampu . "Dulu pada saat saya SMA, saya sempat mengalami intimidasi dari rekan rekan dan bahkan dari guru saya. mereka bilang bahwa saya ini radikal, bandel, dan orang susah. saya sempat mengalami depresi yang di sebabkan oleh cacian cacian itu, bahkan saya sempat ingin mengakhiri hidup saya, sebab saya sangat menyayangkan respon dari guru guru saya yang saya anggap sebagai orang tua di sekolah justru secara tidak langsung ingin membunuh saya perlahan lahan, karna itu semua saya sekarang mulai menjadi aktivis yang berfokus pada pendidikan di Indonesia agar banyak orang orang seperti saya yang terselamatkan hidup nya" ucap pria  periang berusia 23 tahun tersebut.

Tengku lanjut bercerita, ada kendala lain yang pernah dialaminya. Semasa sekolah dulu ibunya jatuh sakit selama kurang lebih 2 tahun. Pernah juga ayahnya yang berkorban kesana-kemari demi membiayai pendidikan dan kebutuhan sehari-hari, tengku harus menjual sepeda motor kesayangan nya demi membantu biaya pengobatan ibunda nya.

Bagi Tengku, orang tua adalah tauladan yang menjadi idola dan penyemangatnya setiap hari. Meski bagaimanapun keadaannya ia tetap harus memaksimalkan pendidikan dengan tekun belajar karena niatnya sejak dulu adalah membahagiakan kedua orang tua dan mebuktikan kepada orang orang yang telah menghina nya dan keluarga nya dimasalalu .

Atas izin Allah dan berkat doa orang tua, Allah mudahkan jalan saya hingga lulus SMA. Saya pun berhasil melanjutkan kuliah meski di perguruan tinggi swasta. Saya sangat bangga karna mampu bersaing dengan rekan rekan lain yang memiliki latar belakang yang bagus dari sisi ekonomi dan kepribadian nya, saya juga sempat mendapatkan beasiswa jalur prestasi full selama 2 semester bebas ukt.

"Menurut saya setiap orang memiliki kebanggan atas diri nya masing masing, jadi jangan takut untuk bermimpi, terus ber proses, jangan bandingkan pencapaian mu dengan orang lain dan jangan pernah menyalahkan keadaan, sebab yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik".

Tengku meneruskan, selain itu ia juga aktif mengikuti berbagai lomba baik offline maupun online. Prestasi yang diraihnya antara lain adalah:

  • Juara 1 debat competition 2022
  • Juara 3 menulis poster
  • Best speaker 2023
  • Pemain terbaik futsal jakarta sport league 2017/2018
  • Topskor jakrta sport league 2017/2018
  • Menerbiktkan buku isbn dengan judul "selina"
  • Menerbiktan buku isbn dengan judul "pelacur pilihan bunda"

Mahasiswa yang tidak suka dengan kegabutan ini menceritakan lebih lanjut, selain meraih banyak prestasi ia juga sangat aktif dalam beberapa organisasi. Ia menegaskan bahwa berorganisasi tidak mengganggu akademiknya sama sekali. "Organisasi sama sekali tidak mengganggu akademik saya karena prioritas dan tupoksinya berbeda-beda. Organisasi sangat penting tapi akademik tetap menjadi prioritas sebab dengan ber organisasi lah kita bisa menyalurkan minat dan bakat kita dengan wadah yang tepat," ujarnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline