Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Khoirul Wafa

Santri, Penulis lepas

Hal-hal Sederhana namun Penting Terkait Puasa yang Kadang Tidak Kita Pahami

Diperbarui: 13 April 2021   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.freepik.com

Ada banyak sekali hal-hal terkait puasa yang kadang tidak betul-betul kita pahami. Mungkin sedikit catatan sederhana namun penting terkait puasa ini bisa membantu mengingatkan kita, barangkali ada hal kecil yang kita lewatkan;

1. Terkait niat. Niat merupakan hal penting. Tidak cukup sekedar menahan lapar dan haus di bulan Ramadhan tapi tidak membaca niat puasa pada malam harinya. Kalau seperti itu, puasanya tidak sah, dan lain waktu harus diganti.

2. Niat puasa bagus untuk dilafalkan. Biasanya kita membaca saat selesai tarawih bersama imam, atau saat sahur bersama keluarga. Tapi jangan hanya dilafalkan di mulut saja. Sebab niat puasa merupakan rangkaian ibadah, yang artinya kewajiban pengucapan yang sebenarnya adalah dalam hati. Seperti halnya saat wudhu, salat, yang terpenting adalah membaca niat dalam hati, demikian pula dengan puasa. Jadi, niat jangan hanya diucapkan di mulut saja.

3. Kita bisa membaca niat puasa sesuai kaidah gramatikal bahasa Arab dengan dua cara. Pertama, "nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri ramadhani hadzihis sanati, lillahi ta'ala." Atau bisa juga, "nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri ramadhana hadzihis sanata, lillahi ta'ala."

4. Kalau menurut Syaikh Ali Jum'ah, sebaiknya agar tidak lupa niat puasa, kita langsung membacanya setelah selesai berbuka puasa saja. Waktu membaca niat puasa itu dimulai sejak Maghrib sampai subuh. Jadi, mau dibaca sesaat setelah adzan atau isyarat waktu berbuka pun boleh saja.

5. Kalau menurut madzhab imam Syafi'i, niat puasa harus dilaksanakan setiap malam bulan Ramadhan. Tapi menurut madzhab imam Malik, niat puasa bisa dibaca satu kali pada awal bulan Ramadhan. Dengan tata cara, niat puasa satu bulan penuh.

6. Adzan Maghrib atau isyarat waktu berbuka, seperti sirine dan beduk bukan selamanya tanda dibolehkan berbuka. Sebab jika adzan berkumandang tapi waktu Maghrib ternyata belum tiba, kemudian kita langsung berbuka, puasa kita menjadi batal dan tidak sah, serta harus diulang setelah selesai Ramadhan.

7. Doa berbuka puasa (allahumma laka shumtu dst...) sebenarnya sunnah dibacanya adalah pada waktu setelah selesai berbuka, bukan sebelumnya. Sebelum berbuka puasa, kita membaca basmalah, dan doa sebelum makan seperti biasa.

8. Mau berbuka puasa dengan hidangan utama sebelum atau setelah salat Maghrib sebenarnya boleh saja. Tapi jika ingin mengikuti nabi Muhammad shallahu'alaihiwasallam, kita bisa mengawali berbuka dengan beberapa butir kurma, air putih, dan sejenisnya (sekedar menyantap takjil dulu) lalu salat Maghrib, dan barulah menyantap makanan berat. Tapi seandainya memang hidangan utama sudah tersedia sejak awal, boleh saja kok dimakan sebelum salat Maghrib.

9. Tarawih dilakukan setelah salat isya. Seperti halnya tahajud dilakukan setelah tidur. Jika misalnya terlambat berangkat ke masjid, tapi belum salat isya, dan langsung ikut salat tarawih, tarawihnya tidak sah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline