Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Khoirul Wafa

Santri, Penulis lepas

Bagaimana Menggali Ide dan Menemukan Inspirasi dalam Tulisan

Diperbarui: 6 Juli 2020   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

writingcooperative.com

____________

Seno Gumira Ajidarma pernah mengatakan, "belajar menulis adalah belajar menangkap momen-momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh umat manusia."

Menulis adalah proses memindahkan ide ke alam nyata. Menjadikannya abadi dan bisa bertahan lama. Tidak menguap begitu saja dalam kepala. Lalu hilang tak tentu arah dan rimbanya.

Kadang ide yang sudah hilang dari kepala, karena gak ditulis akan lebih sulit dicari daripada terpidana kasus terorisme. Pesakitan itu bisa dilacak karena mereka meninggalkan jejak. Sementara ide? Kadang selalu saja datang tak dijemput, dan pulang tak diantar.

Jadi, menulis adalah tentang mendengar apa yang kepala kita katakan. Gak perlu memaksa muncul ide. Sebab ide ada dimana saja. Kita bisa menangkap itu dalam kebersahajaan daun yang jatuh tertiup angin. Atau sebentuk kesadaran melihat ke luar jendela. Inspirasi selalu ada dimana saja. Jika sudah benar-benar bisa menikmati dunia menulis.

Inspirasi tak perlu dicari dengan cara aneh seperti "bergelantungan di gedung pencakar langit" misalnya. Atau berpetualang keliling dunia. Insipirasi itu terkadang ada di kepala sendiri. Atau dalam lubuk hati yang terdalam. Dengarkan hatimu yang bersuara pelan itu. Apa yang dia ingin katakan padamu?

"Seorang penulis mempertaruhkan hidup untuk setiap kata terbaik yang bisa dicapainya.

Ia menghayati setiap detik dan setiap inci dari gerak hidupnya, demi gagasan yang hanya mungkin dilahirkan oleh momentum yang dialaminya.

Menulis adalah suatu momentum. Tulisan yang dilahirkan satu detik ke belakang atau satu detik ke depan akan lain hasilnya, karena memang ada seribu satu faktor yang sebenarnya misterius dalam kelahiran sebuah tulisan." (Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara. Halaman 128.)

"Dengan begitu, menulis sebenarnya tidak
lebih rendah dan tidak lebih mulia dari bidang tugas apa pun yang bisa dipilihkan untuk manusia.

Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa - suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline