.SENI DAN KARYA YANG BESAR MENURUT W. S. RENDRA
__________
Pak Saini K. M. pernah menjelaskan tentang perjalanan proses kreatif seseorang dalam berkarya. Menurut beliau, hampir-hampir tak ada definisi paten untuk menjelaskan tahapan berkarya dalam seorang seniman dan penulis. Sebab selama masih berkarya dan menulis, maka seseorang akan terus belajar. Karena itulah pemahaman seseorang akan sebuah karya dan seni akan sangat dinamis.
"Penjelasan seorang seniman tentang diri, karya, dan caranya mencipta belum tentu benar. Selama seorang seniman masih hidup, ia tetap berada dalam perkembangan atau perubahan.
Dengan demikian, penilaian terhadap diri, karya, dan caranya mencipta, tetap bersifat sementara. Kalau pada suatu saat ia mempergunakan seperangkat ukuran dalam menentukan penilaian terhadap diri dan karyanya, di saat lain tidak mustahil dia mempergunakan perangkat lain atau bahkan yang bertentangan dengan perangkat yang pernah digunakannya." (Saini K. M.)
Demikian juga karekteristik manusia yang terus berkembang. Terus belajar dari situasi dan apapun. Lebih-lebih yang menurut mereka menarik. Atau sesuatu yang memikat hati mereka. Maka seni adalah sesuatu yang tak pernah memiliki patokan. Bentuknya tidak dogmatis.
Dulu orang mungkin hanya mengenal lukisan-lukisan indah dari aliran pada zaman renaisans. Lukisan neo klasik. Gambar-gambar seperti Monalisa, atau Penjamuan Terakhir misalnya.
Kemudian akhir-akhir ini, orang mulai mengenal aliran abstrak. Muncul aliran kubisme dengan karya-karya Picasso sebagai salah satu bukti deklarasi. Atau aliran ekspresionisme seperti dalam lukisan-lukisan Affandi. Bahkan aliran yang lukisannya seolah kabur, dan tidak rinci, seperti impresionisme dalam lukisan-lukisan Van Gogh. Dan seni modern semakin rumit buat saya. Sebab aliran abstrak saja ada yang abstrak ekspresionis, seperti dalam lukisan-lukisan Jackson Pollock yang tak pernah bisa saya mengerti.
Maka bentuk sebuah karya menjadi susah untuk dibatasi. Kreativitas tanpa garis demarkasi itu menumbuhkan seni yang menciptakan aturan mereka masing-masing. Aliran dan konsepnya masing-masing.
Demikian juga dalam dunia puisi, atau seni tutur kata. Entah itu cerita. Entah itu prosa. Dan sesuatu yang menolak disebut esai, tapi penulisnya memilih untuk menyebut sebagai fragmen.
Maka gejala itu dijelaskan dalam kalimat W. S. Rendra berikut ini,