________________
Rame-rame masalah sains dan saintisme, membuat saya ingin menonton kembali film lama ini. The Theory Of Everything. Film ini seperti judul buku milik orang yang dikisahkan dalam cerita. Stephen Hawking setahu saya memiliki buku dengan judul itu.
Saya gak berani membahas saintisme, atau sains, karena selain saya gak pernah belajar hal semacam itu di pesantren. Saya juga merasa belum membutuhkan untuk tahu lebih lanjut akan hal itu. Seberapa penting meskipun bisa saya pelajari secara otodidak?
Bahkan teori-teori yang terdengar keren seperti relativitas umum, black hole, atau teori big bang. Sebenarnya untuk apa? Dipuja tapi entahlah "untuk apa gunanya". Sejauh apa teori itu bisa mengubah hidup manusia? Teori itu sangat sulit dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kecuali sangat sedikit. Seperti esensi yang saya pahami dari mas Goenawan Mohamad dalam salah satu esainya.
Lalu menurut saya, bukankah akan lebih berguna dan bermanfaat, saat manusia memperdalam cara yang benar untuk menanam padi dan gandum? Hehehe...
Semoga saja diskusi apapun tentang sains, fisika atau kosmologi, ujung-ujungnya tidak akan merembet ke masalah atheisme. Atau bahkan dikaitkan dengan komunisme bagi yang sudah kehabisan materi.
Setahu saya, ada orang yang mencoba menggunakan sains sebagai pembuktian. Ada juga yang menggunakan sains sebagai acuan. Ada yang agamis, hingga sains tak mempengaruhi hidup mereka. Ada yang sebaliknya, menganut paham saintisme, hingga apapun yang ada dalam teori kosmos adalah kaidah dan bahkan bisa jadi alat untuk membantah segala hal yang menyimpang dari sains.
Jadi, jika kita mau menuruti nafsu, apa saja sebenarnya bisa jadi bahan kritikan. Bahkan sesuatu yang sakral dan suci.
Pada akhirnya, jika dua hal yang sebenarnya gak seharusnya saling berbenturan kok malah dibenturkan, akan menimbulkan kekacauan. Menyebabkan chaos yang disebut oleh Profesor James Morriarty dalam kisah Game of Shadow.
***
[ ]