Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Khoirul Wafa

Santri, Penulis lepas

Qadhi Abu Yusuf, Mencintai Ilmu Sampai Saat Terakhir

Diperbarui: 29 Mei 2020   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Salah satu murid utama Imam Abu Hanifah adalah Qadhi Abu Yusuf. Beliau juga adalah guru Imam Syafi'i. Qadhi Abu Yusuf merupakan orang yang sangat istiqomah dan mencintai ilmu. Dalam kitab Qimatuz Zaman, disebut bahwa beliau adalah orang yang tidak pernah absen salat berjamaah subuh dengan guru beliau selama dua puluh sembilan tahun. Selama itu pula beliau mengaji dan menjadi murid Imam Abu Hanifah. Dikisahkan, beliau tetap mengaji meskipun pada hari raya idul Fitri dan idul Adha.

Bahkan tatkala putra beliau wafat, beliau tidak sempat mentajhiz dan menghadiri pemakaman putra beliau, karena saat itu bertepatan dengan jadwal mengaji bersama guru beliau, Imam Abu Hanifah. Beliau lebih memilih melanjutkan kegiatan istiqomah mengaji. Padahal hari itu putra beliau wafat dan akan segera dimakamkan. Peristiwa tersebut sungguh menunjukkan bahwa Qadhi Abu Yusuf merupakan pribadi yang amat istiqomah dan konsisten. Serta melambangkan kecintaan beliau yang luar biasa pada ilmu pengetahuan.

Bahkan setelah guru beliau Imam Abu Hanifah wafat, karakter tersebut tetap ada.

Hal yang luar biasa adalah peristiwa yang disaksikan langsung oleh Syaikh Ibrahim bin al-Jarrah yang merupakan murid Qadhi Abu Yusuf, tatkala Qadhi Abu Yusuf sakit parah. Mungkin itu adalah saat-saat terakhir Qadhi Abu Yusuf. Syaikh Ibrahim bin al-Jarrah ketika itu menjaga Qadhi Abu Yusuf. Beliau menyaksikan Qadhi Abu Yusuf yang tengah sakit sampai pingsan. Saat kembali terjaga, Qadhi Abu Yusuf mengatakan suatu hal.

"Ibrahim, apa pendapatmu tentang ini?"

Qadhi Abu Yusuf kemudian menyebutkan satu permasalahan hukum fikih. Dalam situasi genting seperti itu, Syaikh Ibrahim kemudian mengatakan,

"Dalam kondisi seperti ini (ingin membahas ilmu fikih)?"

"Tidak masalah, kita belajar fikih siapa tahu nanti ada orang yang selamat karena ilmu kita." Demikian dawuh Qadhi Abu Yusuf kepada murid beliau. ""Ibrahim, mana yang lebih utama dalam melempar jumroh, apakah sambil berjalan atau naik kendaraan?"

Karena ditanya oleh guru beliau, Syaikh Ibrahim akhirnya menjawab. "Sambil naik kendaraan."

"Salah!" Kata Qadhi Abu Yusuf.

"Kalau demikian, berarti sambil naik kendaraan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline