Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Khoirul Wafa

Santri, Penulis lepas

Drama Prank dan "Konten Sampah"

Diperbarui: 26 Agustus 2020   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Jhunnel Sarajan

Belum lama ini saya agak kaget juga, aslinya gak kaget, cuma drama saja karena hal macam begini sudah sejak zaman bahola ada. Kata "kaget" sekedar buat membuka naskah gak penting ini agar terkesan impresif. Ah, apa itu impresif? Gak tahu juga. Googling aja sendiri, ribet amat sih.

Kembali ke haluan. Kemarin kita sudah cukup kenyang dengan segala macam pertunjukan sosial di media sosial. Pernah naiknya tagar #sayNoToPrank  yang membela kehormatan abang-abang ojol. Yang selama ini jadi korban kamera tersembunyi para YouTubers demi mendulang pundi-pundi uang adsense. 

Beberapa waktu lalu memang marak konten dari kreator yang mengerjai tukang ojek. Narasinya selalu sama. Gak beda. Monoton dan itu-itu saja. Pesan makanan yang harganya mahal, lobster atau pizza. Atau Indomie mungkin, Indomie bertopping emas, kalau ada. 

Jangan Tanya saya, saya bukan yang selalu pesan makanan via Go food. Pesennya banyak sampe berjuta-juta. Tahu gak sih padahal ongkirnya sangat gak sebanding. Kadang cuma goceng malah. 

Aduh untung apa sih pak...? Kemudian setelah makanan dipesan, setelah Abang ojol yang baik hati telah berpeluh-peluh menerjang terik siang matahari Jakarta yang panasnya mungkin lima kali lipat matahari Wonosobo. Maaf yang terakhir ini spekulasi, soalnya saya belum pernah ke Jakarta. Gak tahu juga padahal matahari dimana-mana juga sama. Ya yang itu tuh, di atas sana.

Ini sampai kemana sih ceritanya? Oh iya, setelah Abang ojol memesan makanan dan sampai di depan alamat yang dituju di map. Sudah sesuai alamat dan sesuai aplikasi. Tapi lantas sang konten kreator ini melakukan hal yang kejam. 

Mengcancel pesanan! Membatalkan pesanan yang sudah dipesan. Padahal ini mahal loh pesanannya saudara-saudara... Beda kalau cuma pesan ayam geprek sepuluh ribu. Pesan pas jam makan siang lagi. Kebetulan dong, tinggal dimakan sendiri aja, lagian juga udah lapar. Gak usah repot-repot balik lagi ke warteg dan harus antri lagi.

Yups, dan disinilah pertunjukan dimulai. Show time. Tirai merah dibuka. Dan drama dimulai. Yang paling ditunggu tentu reaksi Abang ojolnya. Apakah menangis? Apakah diam seribu bahasa? Apakah merenung dan menundukkan kepala? Ataukah mungkin sang Abang ojol akan bilang, "ah mungkin ini bukan rejeki dia. 

Lagian saya lagi pengen mukbang lobster dan buat konten YouTube juga. Siapa tahu banyak yang nonton." Ternyata Abang ini selain berprofesi sebagi ojol juga seorang food vloger. Jadinya pesenan yang dibatalkan siang itu justru mendatangkan berkah lain. 

Satu konten baru dengan 5 juta viewers khas kanal Tanboy Kun. Ah, tapi yang terakhir itu gak mungkin ya. Karena hanya ada dalam imajinasi saya. Yang jelas gak bakal ada plot twist karena video macam begini tak dibuat oleh Christopher Nolan, maupun Bong Jon Hoo. 

Endingnya adalah setelah cukup puas merekam tangisan bapak ojol, sang konten kreator akan muncul sebagai pahlawan kesiangan. Orderannya dibeli atau segala macam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline