Pohon Ara bertumbuh di Timur Tengah dan menghasilkan buah lezat, tetapi proses penyerbukannya mungkin menyebabkan orang merasa terganggu. Semua buah ara harus diserbuki oleh tawon ara, setelah itu tawonpun mati dan membusuk di dalam buah!
Tuhan menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan untuk mempertahankan kehidupan di alam semesta ini. Penyerbukan adalah salah satu hubungan timbal balik semacam itu.
Dalam kasus pohon ara, penyerbukan terjadi dengan bantuan tawon kecil. Tawon ara betina menanamkan dirinya di dalam ara jantan atau betina (pohon ara ada 2 jenis, jantan dan betina), yang keduanya tumbuh pada tanaman yang sama.
Dalam kedua kasus itu, tawon akan menyerbuki ara. Di dalam ara jantan, tawon bertelur. Tetapi jika dia mendarat di ara betina, dia tidak akan bisa bertelur dan akhirnya mati.
Apakah ini berarti ada tawon betina di dalam ara yang Anda beli di toko?Tidak! Buah ara mengandung enzim yang disebut ficin, yang memecah dan mencerna tawon, menjadikannya bagian dari buah.
Meskipun hal ini dapat menyebabkan Anda sedikit menggigil saat Anda menggigit ara segar dan terguncang, rasa tajamnya hanya dari biji ara, bukan dari tawon yang mati!
Yesus memiliki pelajaran lain untuk kita pelajari dari buah ara dalam kitab Matius. Dia menggambarkan kepada para pengikut-Nya pemandangan yang lazim di mata mereka: "Sekarang pelajarilah pelajaran dari pohon ara: segera setelah ranting-rantingnya melunak dan daunnya keluar, Anda tahu bahwa musim panas sudah dekat."
Yesus mengingatkan para pendengar-Nya bahwa, mereka memiliki pengetahuan akan seperti apa dunia ini sebelum kedatangan-Nya kembali. "Waspada," Dia memperingatkan mereka. "Bersiaplah!" Yesus memanggil kita untuk waspada, selalu siap untuk kedatangan-Nya yang segera!
Matius 24:32,33
(32) Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. (33) Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
Doug Batchelor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H