Lihat ke Halaman Asli

Amaliyah Kamil

Kamilatul Amaliyah

Resensi Novel "Tabula Rasa" Karya Ratih Kumala

Diperbarui: 6 Agustus 2024   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi (@bacaanmilmil)

Judul                  : Tabula Rasa

Penulis             : Ratih Kumala

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Hal                     : 208

           'Jiwaku adalah jiwa bebas. Merdeka tanpa jeruji.
Bahkan tanpa nama yang mengikat diri. Sedari lahir hingga mati'

                                                                                                                  h.112

            Tabula Rasa menngangkat kisah tentang bagaimana tokoh memaknai kebebasan dalam merayakan kehidupan.

            Novel ini dimulai dari kisah Galih, anak seorang duta besar Indonesia untuk Rusia pada tahun 1991. Galih terpikat dengan kecantikan Krasyana, seorang perempuan Rusia yang mempunyai kemampuan menduplikat keindahan Kremlin melalui kuas yang menari-nari di tangannya. Melawan keraguan, Galih mecoba berkenalan dan berteman dengan Krasyana. Usaha Galih disambut baik oleh Krasyana, mereka berhubungan baik. Kedekatan mereka semakin tampak dan dibumbui bumbu romantika. Berprinsip kebebasan, kedekatan itu berlanjut hingga mereka melakoni peran dan bertindak seolah  suami dan istri dalam sebuah flat.

            Yogyakarta, 2001.

            Raras, seorang perempuan muda di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta tempat Galih menjadi dosen. Raras memiliki kebiasaan melukis, aktivitas yang membuat perhatian Galih tertuju pada Raras. Ada hal tersebumnyi dalam diri Raras yang membuat Galih sangat penasaran. Perbincanganyang awalnya terjadi di kampus antar mahasiswa dan dosen itu, perlahan berubah menjadi relasi yang mengikat pribadi. Kebebasan membuat Raras berada di situasi mengandung anak Galih. Galih meminta Raras menjadi pendampingnya, namun dengan tegas Raras menolak.

            Hati Raras menolak. Ada trauma masa kecil yang merenggut nyawa saudara kembarnya, sebab lelaki. Lelaki asing yang ditolong orang tua Raras diam-diam menghancurkan masa depan anak perempuan keluarga itu. Aktivitas dewasa yang diperbuat laki-laki itu pada gadis kecil yang belum mengerti fungsi tubuhnya, mampu merusak tubuh sebab tubuhnya belum mampu menerima itu. Takut dan terancam membuat Raras menjaga jarak dan berhati-hati untuk percaya pada lelaki. Ketakukatn itu membawa alur hidupnya sebagai biseksual. Raras mencintai sahabatnya sendiri, Violet. Baginya, jiwanya adalah lelaki (sekaligus perempuan) yang terjebak dalam tubuh perempuan.

            Novel ini mengajak kita menyadari bahwa cukup beragamnya kondisi sosial orang di sekitar kita. Sebagai pembaca, kita disadarkan untuk tidak bisa sepenuhnya sadar pada 'kesalahan' tokoh akan tindak dari bebas liar pikirnya, namun lebih dari itu bagaimana kita memposisikan jika berada di sekitar orang seperti tokoh novel ini. Setingkat lebih dari mengamati, kita diajak bagaimana memikirkan cara untuk mengatasi problem 'Raras' lain di dunia nyata dan membantu proses sembuhnya. Ada aturan yang membatasi Raras-sebagai umat beragama-menggunakan kebebasan. Bukan dengan judge kita membantu, sebab mereka tidak meminta menjadi seperti itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline