Lihat ke Halaman Asli

Kamilah

mahasiswa

Mahasiswa KKN BTV III Upayakan Program Pengembangan Wirausaha Olahan Bawang Merah di Desa Pegantenan

Diperbarui: 1 September 2021   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar 1: foto bersama sasaran Ibu Norul Khamariyah setelah melakukan pengemasan produk (Sumber: Dokumentasi pribadi)

PAMEKASAN - Sampai saat ini pemerintah masih terus memperpanjang kebijakan PPKM darurat. Hal ini berdampak pada penyelenggaraan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember yang biasanya dilakukan secara kelompok, tetapi saat ini harus dilakukan secara mandiri dan daring di kampung halamam masing-masing mahasiswa. Namun hal ini tidak akan menghilangkan nilai kebermanfaatan mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat meskipun dilakukan secara individu. Melalui pilihan tematik program KKN yaitu program pemberdayaan wirausaha masyarakat atau UMKM terdampak Covid-19. “Ada banyak hal yang dapat dilakukan di desa sendiri dengan potensi yang ada, sehingga dapat membantu perkembangan wirausaha dengan upaya-upaya diversifikasi dan usaha pemasaran secara digital dimasa pandemi saat ini” tutur Kamilah salah satu mahasiswa KKN yang berlokasi di Desa Pegantenan,  Jumat(27/08/2021).

Seperti yang telah diketahui selama berlangsungnya PPKM sejumlah aktivitas warga telah dibatasi terutama pada aktivitas ekonomi. Hal ini memberikan dampak yang cukup besar terhadap sejumlah warga di Desa Pegantenan khususnya bagi pedagang dan pelaku usaha. Salah satu pelaku usaha yaitu Ibu Norul Khamariyah, yang harus menutup warungnya di pasar dikarenakan menurunnya pendapatan setiap harinya, sehingga beliau memutuskan untuk memulai usaha di rumah. Melihat potensi dari bawang merah yang sedang panen dan mengalami penurunan harga, mahasiswa KKN Universitas Jember bekerja sama dengan Ibu Norul Khamariyah melalui program kerjanya, yaitu sosialisasi mengenai macam-macam olahan diversifikasi bawang merah serta pendampingan pelatihan pembuatan bubuk bawang merah dan bawang merah goreng. 

Selanjutnya dilakukan sosialisasi yang dimulai dari  mengenalkan cara pengemasan dan bahan bahan kemasan yang food grade serta pentingnya pelabelan dalam suatu kemasan produk. Terakhir melakukan pemasaran dengan memanfaatkan sosial media seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, dan Tik Tok. Dengan adanya program-program yang telah dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan nilai jual bawang merah serta membantu para petani.

“Saya berharap dengan pelatihan-pelatihan dan pendampingan yang diberikan dapat membantu saya membangun wirausaha yang nantinya tidak hanya pada satu atau dua produk saja, dan sejauh ini saya sangat senang bekerja sama dengan mbak mila” ujar Ibu Norul Khamariyah (27/8/202).

gambar 2: Produk olahan bawang merah ibu Norul Khamariyah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline