Mojokerto, BBK 4 UNAIR Karangkuten - Mahasiswa UNAIR menginisiasi program pemberdayaan masyarakat terkait daur ulang sampah plastik untuk membuat kursi ramah lingkungan di Desa Karangkuten, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto (22/7/24).
Program ini digarap oleh Kamilah Sa'diyah, mahasiswa prodi S1 ilmu komunikasi, Sahala Silitonga, mahasiswa prodi S1 teknik robotika dan kecerdasan buatan, dan Dealis Meisyasica, mahasiswa D4 pengobatan tradisional. Program ini diadakan atas usulan Kepala Desa Karangkuten, Novi Prihatiningrum S.IP. untuk memberikan penyuluhan keterampilan yang inovatif dan bermanfaat ke depannya.
Duduk Lestari : Ciptakan Kursi Ramah Lingkungan
Inovasi pengolahan sampah plastik menjadi barang berguna merupakan salah satu alasan diadakannya program duduk lestari. Jawaban atas permasalahannya kurang efektifnya bank sampah adalah pemberdayaan untuk pemanfaatan ecobrick ini sendiri. Rangkaian kegiatannya mulai dari pemaparan seputar apa itu ecobrick, pemutaran video pengumpulan sampah desa oleh tim BBK 4 UNAIR, hingga demo cara pembuatan ecobrick.
Istilah Ecobrick dan Respons Positif Ibu-ibu Desa Karangkuten
Selama kegiatan berlangsung Tim BBK 4 UNAIR di Desa Karangkuten mendapatkan respon yang sangat positif dari ibu-ibu kader, banyak sekali pertanyaan yang diajukan selama kegiatan berlangsung, mulai dari bagaimana kalau isinya diganti dengan pemberat lain, plastik apa saja yang bisa digunakan, harus dengan tekstur yang bagaimana dan banyak lainnya. Ibu-ibu sangat tertarik dengan pemanfaatan sampah plastik yang dijadikan Ecobrick ini sehingga dapat menghasilkan barang-barang yang berguna bagi rumah tangga. Ecobrick ini sangat baik diterapkan untuk mengurangi sampah plastik yang ada di lingkungan karena untuk membuat Ecobrick dalam 1 botol berukuran 1,5 liter membutuhkan banyak sekali sampah plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H