Mojokerto, BBK 4 UNAIR Karangkuten - Mahasiswa UNAIR merancang dan mewujudkan program mengajar MACIBU fun learning pada siswa SD Negeri Karangkuten terkait pencemaran lingkungan dan upaya 3R sebagai langkah untuk sukseskan poin 12 SDGs (17/7/24). Mahasiswa UNAIR prodi Ilmu Komunikasi dan Pengobatan Tradisional menghadirkan inovasi pemanfaatan tutup botol bekas menjadi gantungan kunci sebagai langkah mencintai bumi bagi para siswa siswi SD Negeri Karangkuten.
Program MACIBU dilaksanakan dalam waktu satu hari. Program yang diinisiasi oleh Kamilah Sa’diyah, mahasiswa ilmu komunikasi angkatan 21 tersebut bermula dari keresahannya melihat tumpukan botol tidak terpakai di tempat-tempat yang ditemui. Program dengan sasaran siswa SD ini diputuskan dengan alasan bahwa anak-anak akan cenderung mampu merekam dengan baik hal-hal yang dilihat maupun didengar dalam long term memory-nya.
MACIBU : Mari Cintai Bumi!
Mari Cintai Bumi! atau MACIBU merupakan program kerja bidang lingkungan dengan skema pelaksanaan fun learning seputar 3R pada siswa sekolah dasar. Rangkaian kegiatan tersebut dimulai pukul 07.30 di SD Negeri Karangkuten, utamanya kelas 3. Sebanyak 21 siswa dalam kelas tersebut mulai ditanya terkait pemahamannya seputar mencintai atau menyayangi bumi.
Kegiatan dilanjutkan menonton video animasi buatan tim BBK 4 UNAIR Karangkuten. Video pendek berdurasi 1 sampai 2 menit tersebut menjelaskan ulah manusia yang dapat menimbulkan bencana alam hingga upaya untuk melakukan pencegahannya.
Kegiatan dilanjutkan dengan menonton video tutorial pemanfaatan tutup botol bekas menjadi gantungan kunci. Video tersebut memuat alat dan bahan serta langkah-langkah pembuatannya. Selanjutnya, siswa-siswi kelas 3 dibagi menjadi 3 kelompok besar untuk praktik pembuatan gantungan kunci dari tutup botol bekas.
Dan, kegiatan ditutup dengan pengerjaan post test ala ulangan harian sederhana bagi para siswa. Berdasarkan hasil post-test tersebut 93% siswa menjawab dengan benar berbagai pertanyaan yang disajikan.
Fun Learning dan SD Negeri Karangkuten
Penerapan fun learning dalam konsep komunikasi dengan anak-anak merupakan salah satu implementasi keilmuan program studi ilmu komunikasi. Hal tersebut merupakan upaya untuk atas konsep homoludens (manusia merupakan seorang pemain yang memainkan permainan) utamanya pada anak. Anak akan cenderung menangkap dan merekam pada memorinya terkait hal-hal yang didapat secara menyenangkan.
Jadi, selama mendapat informasi seputar upaya mencintai bumi secara fun learning, terdapat hormon dopamin, serotonin, dan endorfin yang keluar hingga membuat anak lebih semangat dan atentif, anak akan cenderung ingin terlibat aktif bahkan menanti aktivitas belajar yang diselenggarakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H