Tidak ada rasanya manusia yang tidak tahu binatang yang bernama ulat bulu. Itulah binatang kecil dari jenis serangga yang senantiasa dianggap menjijikkan dan biasanya dihindari karena bikin gatal kalau bulunya tidak sengaja nempel di kulit kita. Jangankan untuk bersentuhan dengannya, mendekatinya pun kita sangat tidak disarankan. Pestisida (racun serangga) menjadi salah satu alternative untuk menekan populasi wabah ulat bulu ketika predator alaminya semakin berkurang.
Lalu apa korelasi ulat bulu dengan Politisi (DPR)? Jangan kaget, ternyata ulat bulu dan Politisi (DPR) saudara sekandung walaupun secara lahiriah berbeda. Politisi (DPR) teridentifikasi sebagai salah satu species terbaru dari ulat bulu dan endemic (khas) cuma ada di Indonesia. Ulat bulu jenis ini ternyata tak cuma mahir membuat sekujur tubuh kita gatal-gatal tak karuan, tapi juga terbiasa menghisap keringat dan darah kita sehingga tak ubahnya seperti kutu busuk, senantiasa tidak konsisten seperti bunglon, boleh pindah partai seenaknya bak bajing loncat atau kutu loncat ya?, seolah-olah baik hati, dermawan dan senang meneriakkan memperjuangkan rakyat kalau ada maunya tak ubahnya musang berbulu domba.
Bingung…. Jadi sebenarnya Politisi (DPR) itu dari species binatang yang mana ya??? Ulat bulu, kutu busuk, kutu kupret, kutu loncat, bajing loncat atau musang??? Ah, masa bodoh… Toh semuanya kelompok binatang yang tidak pernah menggunakan logika berpikir dan akal sehatnya ketika mengambil tindakan. Dan hanya mengedepankan insting ‘kebinatangannya’.
Ulat bulu dibasmi dengan pestisida (racun serangga), kira-kira politisi (DPR) ampuhnya dibasmi dengan pestisida jenis apa ya????
Salam zoology….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H