Lihat ke Halaman Asli

Menjaga Identitas Nasional Melalui Filterisasi Budaya Asing

Diperbarui: 8 November 2022   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Identitas  masa  dan  ruang  mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah  unit  geopolitik  semata,  namun  dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya  yang  tercermin  pada  keanekaragaman kebudayaan  suku  bangsa.  

Melalui  perjalanan sejarah,  berbagai  proses  kehidupan  manusia telah  melahirkan  ciri  keanekaragaman  bentuk budaya. Mencermati sejarah bangsa ini terlihat  liku-liku  proses  yang  dilalui  menuju satu komunitas yang diidealkan. 

Bermodal pada  suasana  awal  hubungan  antar  kelompok etnis yang tersebar di seluruh kawasan nusantara ini, kendatipun dalam kenyataannya sering diwarnai ketegangan-ketegangan namun cukup kondusif bagi terbangunnya satu  komunitas  terbayang  (Anderson,  1991). 

Kenyataan  ini  juga  diperkuat  oleh  aktivitas silang yang saling mendekatkan di antara berbagai kelompok etnis tersebut, berkat pengaruh  persebaran  budaya-budaya  (agama) besar yang datang ke Indonesia.  

  Deskripsi untuk merumuskan identitas bangsa Indonesia yang tepat bukanlah pekerjaan mudah. Diakui realitas sosial bangsa  Indonesia  terdiri  dari  berbagai  suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing.  Sejauh  ini  masih  terjadi  perbedaan pemahaman  dalam  mengartikan  konsep  suku bangsa,  sehingga  berapakah  tepatnya  jumlah suku bangsa di Indonesia. 

Ada yang mengatakan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa (Hildred Geerts, 1981; Poerwanto, 2003), bahkan ada yang menyebutkan  jauh  lebih  banyak  dari  jumlah tersebut. Melalatoa (1997) mencatat tidak kurang  dari  520  suku bangsa  di Indonesia dengan berbagai kebudayaannya.

Identitas seseorang ditentukan oleh keanggotaannya  di  dalam  berbagai  kesatuan sosial. Seseorang adalah berasal dari suku Bugis dengan kebudayaan Bugisnya, sehingga dapat dikatakan  ia mempunyai identitas Bugis, dan demikian seterusnya terhadap  suku  Dani,  Amukme,  Tugutil,  Jawa, Bali, Manggarai dan lain-lain.

Nasikun (2001:4) dengan menyitir pandangan beberapa ahli ilmu kemasyarakatan bangsa asing yang menganggap  semboyan  “  Bhineka Tunggal Ika”  sesungguhnya masih lebih merupakan suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada  sebagai  kenyataan  yang  benar-benar hidup di dalam masyarakat. 

Oleh karena itulah  memahami  kebudayaan  Indonesia  dari berbagai  segi  penting  artinya  dalam  rangka menemukan  integrasi  sebagai  unsur  penting dalam  usaha  persatuan  bangsa.  Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman.  

Pantaslah  motto  “Bhinneka Tunggal  Ika”  menjadi  bingkai  dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan  kebudayaan  Indonesia  untuk memahaminya  lewat  pendekatan  kebudayaan se-Indonesia.

Remaja Indonesia adalah aset negara sebagai  penerus  bangsa  untuk  melanjutkan para pejuang yang telah memerdekakan bangsa indonesia dari para penjajah , maka dari  itu  sudah  tugas  penerus  bangsa  yaitu generasi  muda    harus  dipersiapkan  secara matang agar nantinya dapat menjadi pewaris bangsa untuk melanjutkan kemajuan sebuah negara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline