Banda Aceh - Partisipasi perempuan Aceh dalam parlemen masih sangat rendah. Pemerintah sudah memberikan ruang untuk partisipasi politik perempuan di legislatif 14 persen. Keterwakilan perempuan di parlemen sedikit banyak berpengaruh terhadap isu kebijakan terkait kesetaraan gender dan pemenuhan hak asasi perempuan.
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Aceh Gathering yang didukung Women Democracy Networks (WDN) di Hotel Grand Permata Hati Banda Aceh, Selasa, 29 November 2022.
Adapun rangkaian kegiatan pada KPPI Aceh gathering berupa silaturahmi dan diskusi interaktif tentang "Memperkuat Komitmen Multipihak untuk Peningkatan Partisipasi Perempuan Politik dalam Pembangunan Aceh" yang ditutup dengan deklarasi dan penandatanganan komitmen bersama, dilanjutkan pada sesi kedua tentang "Konsolidasi Perempuan Politik Aceh".
Kegiatan itu melibatkan narasumber mewakili unsur pemerintahan, penyelenggara pemilu, LSM, Media, Kelompok perempuan akar rumput, jaringan muda serta perwakilan perempuan lintas partai politik yang dipandu oleh Ketua KPPI Aceh. Dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen multipihak "Memperkuat Kepemimpinan dan Partisipasi Politik Perempuan dalam Pembangunan Aceh" pada spanduk.
Direktur Flower Aceh, Riswati, mengatakan dukungan dari multipihak untuk memperkuat kepemimpinan dan partisipasi politik perempuan dalam pembangunan Aceh menjadi keharusan. Upaya ini bagian dari merealisasikan pembangunan Demokrasi di Aceh yang berkeadilan dan inklusi.
"Jika ekosistem politik di Aceh ramah perempuan, tentu akan meningkatkan partisipasi dan kontribusi perempuan dalam proses pembangunan demokrasi Aceh," kata Riswati
Sebaliknya, lanjutnya, perempuan politik akan terus terpinggirkan jika sistem dan multipihak yang berada di area ini tidak responsif gender dan belum punya komitmen serius.
"Pada saat yang sama, tentu secara internal, perempuan harus terus meningkatkan kapasitas diri baik dari sisi pengetahuan, skill, modal sosial, leadership, termasuk dukungan keluarga dan masyarakat, serta faktor-faktor yang dibutuhkan dalam kerja-kerja publik dan politik," tuturnya.
Ketua DPW Nasdem Aceh, Teuku Taufiqul Hadi, mengatakan Partai Nasdem memberi banyak ruang untuk perempuan terlibat aktif dalam partai, selain menempatkan perempuan pada posisi strategis, juga memberikan kesempatan untuk leading memfasilitasi kepanitian atau kegiatan penting di partai.
"Kita tidak melupakan sejarah Aceh dengan pengalaman heroik sultanah dan perempuan tangguh seperti Cut Nyak Dhien, Laksamana Malahayati, Cut Meutia dan masih banyak deretan nama-nama perempuan Aceh yang tertulis dalam sejarah punya peran dan kontribusi besar di Aceh," ungkap Taufiqulhadi.
Ketua KPPI Aceh, Hj. Ismaniar AB Mizan, SE, menyampaikan kegiatan ini bagian kegiatan partai, untuk mempersiapkan kader mereka masing-masing. KPPI Aceh berharap partai segera mempersiapkan kader perempuan.