Tiba tiba datang seorang gadis kecil berumur 6 tahun dengan membawa sebuah kotak kardus dengan tulisan "mohon bantuan untuk rumah anak yatim" tepat di depan saya saat sedang duduk bersama istri di kedai kopi Abu Dhabi, Pango, Banda Aceh, Sabtu, 13 Maret 2021.
Saya langsung tanya : "udah makan nak"
Kemudian dia menjawab : "belum, tapi bungkus aja pak karena lagi sama mamak"
"Oh ya mamak dimana" tanya saya sambil melihat gadis kecil itu menunjuk ke arah luar kedai kopi tepatnya di teras deretan toko-toko pakaian.
Saya langsung bergegas keluar menghampiri, ada sebuah becak barang dengan 3 anak yang masih kecil bersama seorang perempuan paruh baya, dia adalah, Nuraini, ibu dengan 7 anak yatim.
Seorang anak yang paling kecil laki-laki memegang dan menghusap wajah saya berkali-kali, seakan merindukan sosok seorang ayah.
Nuraini meminta maaf kepada saya : " maaf ya pak, si kecil memang tidak pernah melihat ayahnya, karena dari bayi ditinggal pergi sang ayah yang merupakan suami keduanya,".
Suami pertama Nuraini sudah meninggal dunia dan suami kedua sudah pergi dan menjual rumah bantuan yang mereka miliki. "Ya Allah tega sekali pergi meninggalkan anak dan hilang tanpa kabar," sebut saya dalam hati.
Sekarang Nuarini tinggal didekat kapal apung mengontrak disana, sambil menangis Nuraini menyampaikan kepada saya: "Tolong bantu saya pak agar punya rumah sendiri, agar kalau saya mati anak-anak saya tidak ada tempat berteduh pak, saya juga mulai sakit-sakitan pak," imbuh Nuraini.
Saya hanya terdiam dan mengatakan "Insha Allah bu, kita minta sama Allah,".
Sebelum pulang, saya dan istri memesan 2 nasi briyani untuk dibawa pulang dan saya katakan "insha Allah saya akan silaturahmi ke rumah ya bu, hati-hati di jalan sambil memandang kejauhan semoga Allah memberikan bantuan melalui penguasa negeri ini atau orang-orang yang Allah pilih.