Lihat ke Halaman Asli

Musik Silang Budaya (Cross Culture) Barat dan Timur

Diperbarui: 28 November 2021   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Perkembangan musik di dunia semakin bervariasi, termasuk perkembangannya di Indonesia. Tidak hanya musik barat, tetapi juga musik tradisi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Seperti yang kita ketahui di era digital sekarang apapun bisa dilakukan dan ide seperti apapun bisa direalisasikan, salah satu nya adalah musik.

Dengan semakin kreatifnya para seniman dunia, hingga melahirkan bentuk-bentuk musik baru di dunia, atau yang disebut dengan Musik Kontemporer. Musik Kontemporer ini sudah ada sejak awal abad 20, dimana pengertian dari kontemporer ini adalah bentuk komposisi musik yang “kekinian/baru”. Maksud dari “kekinian/baru” adalah belum adanya bentuk komposisi musik yang dibuat sebelumnya, tetapi ini sifatnya hanya sementara yang berarti ketika musik tersebut di perdengarkan lagi sudah bukan Kontemporer. Dari pengertian ini bisa kita simpulkan bahwa Kontemporer bersifat Konteks. Sehingga musik dalam konteksnya hanya ada Kontemporer dan Konvensional.

Banyak media yang dapat dijadikan instrumen untuk membuat musik yang bersifat kekinian. Dan salah satu yang paling populer adalah penggabungan/kolaborasi antara musik Tradisi Barat dengan Tradisi Timur, atau bisa disebut sebagai Musik Silang Budaya (Cross Culture). Dalam ke-2 budaya ini terdapat perbedaan yang signifikan tentunya, contohnya dalam tangga nada, gaya, dan lain-lain, serta wawasan yang berbeda tentunya.

 Di SMK Musik Perguruan Cikini walaupun mengacu kepada kurikulum musik klasik (musik tradisi barat) tapi juga tetap memberikan wawasan terkait dengan musik tradisi setempat, minimal mengacu kepada mata pelajaran musik tradisi setempat. Tidak hanya itu, untuk memperkaya wawasan siswa/I SMK Musik Perguruan Cikini, mereka juga dibekali pengetahuan untuk membuat komposisi musik menggunakan instrumen kolaborasi silang budaya antara timur dan barat, baik itu konteksnya kontemporer ataupun konvensional.

Dokumen pribadi

Dengan adanya kemampuan itu, kami diberikan kepercayaan untuk mewakili Indonesia dalam festival musik tahunan Asean yang berjudul ASEAN MUSICAL EXTRAVAGANZA. SMK Musik Perguruan Cikini diberi kesempatan pertama kali pada tahun 2014 pada saat itu diadaka di Kamboja. Tahun berikutnya kami diberikan lagi kepercayaan sebagai delegasi Indonesia untuk mengikuti festival musik Asean tersebut di Malaysia tahun 2015. Dan ini merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi kami dan tentunya menjadi pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga bagi siswa/i kami yang terpilih menjadi bagian dari pemain musik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline