Lihat ke Halaman Asli

Simalakama di Sawit

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hamparan tanaman sawit sejauh mata memandang, hijau tertata rapih. Baris menyerong membentuk formasi segitiga sama sisi supaya cahaya sang surya terbagi merata.

Andai bangsa kita mau berbaris serapi itu pasti sedap dipandang mata.

Tahukah kawan berapa lahan sawit di bangsa kita tercinta ini? 7,8 juta hektar, itu sama besar dengan 3/5 pulau Jawa.

Kita bangsa yang hanya bisa hidup jika menghabiskan cadangan sumber daya alam. Bangsa yang begitu tergantung dengan alam yang ada batasannya. Padahal kebutuhan kita tak terbatas.

Tentunya alasan ini cukup kuat untuk menggerakkan buldozer untuk melaksanakan land clearing. Pembukaan lahan.

Berapa juta kubik kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) yang hilang? Konon kayu ini dapat bertahan berpuluh-puluh tahun, jenis kayu yang unik, kayu dengan kristal selulosa lebih resisten air. Kayu besi.

Berapa luas habitat orang utan yang hilang? Hewan yang masuk daftar endangered IUCN. Parah bro, hewan ini dianggap hama, pernah digebugi ramai-ramai di area perkebunan. Sekarang binatang mirip manusia itu tidak seleluasa dulu. Kata seorang guru pionir di Kalimantan yang ikut transmigran, tahun 1974 dapat menemukan dengan mudah kawanan orang utan, hewan yang juga pewaris bumi Kalimantan.

Masa bodoh dengan speseis-spesies ini, kerjaan orang biologist saja mungkin. Mereka yang cemas akan masa depan manusia jika bagian dari food net ada yang hilang. Kita cuma tau anak istri kita hari ini kenyang.

Tahun 2010 kemarin Indonesia menjadi negara dengan produksi minyak kelapa sawit terbesar di dunia mengalahkan Malaysia. Kita patut berbangga hati. industri-industri perkebunan ini pun telah banyak menyedot banyak sekali tenaga kerja. Mungkin yang ikut mensukseskan program transmigrasi adalah kebun-kebun ini. Kebun yang menjadi sumber penghidupan banyak orang. “Sumber penghidupan anak cucu” kata mereka. Walaupun anak cucu mereka nanti mungkin tidak bisa menanam sawit lagi karena unsur hara telah habis terkuras.

Pilu. Luka ini makin menganga. Sudah sepatutnya majikan memenyuruh jongos.

Saham industri kelapa sawit tempatku magang mayoritas milik Jardine Cycle & Carriage Singapura.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline