Pada era pandemi Covid-19 ini tidak hanya perekonomian Indonesia saja yang mengalami penyusutan, tetapi perekonomian dunia juga terdampak pandemi Covid-19. Tempat pariwisata yang biasanya ramai pengunjung saat ini ditutup sementara, guna mengurangi penyebaran virus Covid-19. Banyak karyawan dan buruh yang mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), karena perusahaan tempat mereka bekerja mau tidak mau menghemat pengeluaran. Populasi pengangguran pun meningkat, sehingga pemerintah juga dituntut untuk menyelesaikan masalah ini.
Dampak pandemi ini juga dirasakan oleh pemilik UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Indonesia. Pemilik usaha pun banyak yang merugi sampai harus gulung tikar. Omset yang didapatkan para pengusaha di era ini berbanding terbalik dari hari hari biasa. Permasalahan utamanya yaitu kondisi yang tidak stabil yang mengakibatkan masyarakat menghemat pengeluaran. Hal ini mendorong pengusaha dan pebisnis untuk berinovasi agar dapat bertahan dari krisis ekonomi saat ini.
Di Kabupaten Mojokerto, tepatnya di Kecamatan Kutorejo, Desa Kertosari terdapat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di bidang penggilingan padi yang dikenal dengan UD. Kuat Bersama. Usaha ini tetap berdiri di tengah terpaan krisis ekonomi di masa pandemi ini berdasarkan kebutuhan pasar. Menyediakan beras berbagai ukuran mulai dari 5kg sampai dengan 25kg menjadi perhatian pedagang toko untuk mempercayakan stok berasnya di UD. Kuat Bersama ini. Kebutuhan pokok masyarakat di era pandemi ini juga tetap harus terpenuhi. Dengan adanya usaha ini menjadi solusi kreatif bagi konsumen.
Setelah melalukan wawancara dan diskusi dengan narasumber bernama pak Nurul Huda yang berperan sebagai pemilik usaha ini, saya mendapat banyak informasi terkait bisnis di tengah pandemi ini. Banyak masalah yang juga dialami oleh usaha ini, mulai dari naik turunnya harga padi dan beras sampai tidak adanya pembeli sampai beberapa hari. Hal ini memaksa pemilik usaha berpikir kreatif dan melakukan inovasi dengan usahanya untuk dapat bertahan di era ini. Usaha penggilingan padi ini tidak terlalu terdampak di sego pemasok, tetapi penjualan terkadang menjadi masalah utama yang menimpa usaha ini, apalagi dengan adanya berita bahwa pemerintah telah mengimport beras menyebabkan harga beras lokal menjadi anjlok.
Pokok permasalahan yang terjadi adalah karena UD. Kuat Bersama tidak dapat mengirimkan beras kepada pembeli yang berada di luar kota dikarenakan terjadinya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Selama PPKM usaha milik pak Nurul Huda ini hanya bisa mengirimkan pesanan ke dalam kota saja. Tetapi karena mulai redanya kasus terjangkit Covid-19 akhirnya UD. Kuat Bersama ini mampu mengirimkan pesanan sampai ke luar kota.
Berikut adalah beberapa solusi yang dapat saya berikan terkait permasalahan yang dialami usaha ini yaitu turunnya harga beras nasional. Saat harga beras nasional turun bukan hanya usaha ini yang terdampak, tetapi petani dan toko penjual beras juga terdampak. Akibatnya mereka terpaksa menurunkan harga jual padi dan beras mereka. Peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Pemerintah diharap untuk memenuhi kebutuhan stok beras nasional dengan menggunakan beras lokal. Pemerintah juga harus mengurangi import beras dari luar negeri, karena beras lokal pun kualitasnya tidak kalah dengan beras import. Agar rencana tersebut dapat terlaksana dengan baik para petani dan pengusaha penggilingan padi juga harus selalu meningkatkan kualitas padi dan beras lokal yang mereka produksi.
Faktor lain yang menyebabkan usaha ini kesulitan dalam pendistribusian barang yaitu karena mereka belum mengoptimalkan penggunaan internet. Di era sekarang, internet sangat berperan penting bagi kehidupan manusia bahkan bisa dibilang saat ini manusia hidup berdampingan dengan adanya teknologi. Kebanyakan orang akan mencari solusi dari permasalahannya di internet, termasuk dalam mencari suatu hal yang diinginkan. Pelaku UMKM dapat menggunakan langkah ini untuk dapat memperluas jangkauan pasar. Hal yang dapat dilakukan yaitu memasarkan produknya di media sosial.
Media sosial yang dimaksud bisa berupa facebook, instagram, tiktok, dsb. Para pengusaha dapat memanfaatkan fitur yang ada pada media sosial tersebut, seperti media sosial Facebook pengusaha dapat memasarkan produknya di fitur marketplace serta bergabung dalam grub facebook yang berpotensi untuk pemasaran produk. Pemanfaatan media sosial ini akan menghasilkan traffic atau lalu lintas dalam penjualan produk. Metode lain yang dapat dilakukan yaitu membuat akun Google My Business yang bertujuan untuk mempermudah calon customer untuk menemukan lokasi penjualan via Google Maps.
Untuk meningkatkan daya saing bisnis, produk yang dijual harus memiliki value atau nilai lebih yang membuat produk tersebut bernilai unggul dan menarik lebih banyak calon konsumen. Pelaku UMKM juga dapat melakukan edukasi kepada calon konsumen terkait value dan kelebihan yang membedakan produk yang diciptakan dengan produk yang lain. Berpikir kreatif dan berinovasi adalah senjata utama yang saat ini dibutuhkan pengusaha untuk menarik perhatian konsumen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H