Lihat ke Halaman Asli

Gerardus Septian Kalis

Bapak-bapak anak satu

Pemecatan Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan Rasa Syukur yang Tidak Tepat

Diperbarui: 6 Juli 2024   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.id

"Saya ingin menyampaikan alhamdulillah dan saya ucapkan terima kasih kepada DKPP yang telah membebaskan saya dari tugas-tugas berat sebagai anggota KPU yang menyelenggarakan pemilu," kata Hasyim Asy'ari di Kantor KPU.

Hal tersebut diucapkan Hasyim sesaat setelah Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) membacakan putusan menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap kepadanya terkait kasus dugaan pelanggaran etik kasus asusila dengan korban CAT, anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri Den Haag, Belanda.

Pengucapan kata 'alhamdulillah' oleh orang yang pernah menjadi pemimpin Banser Jawa Tengah, dosen hukum tata negara, dan menjadi sosok senior di Nahdlatul Ulama, sepertinya adalah sesuatu yang pandir.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, alhamdulillah memiiki arti: ungkapan untuk menyatakan rasa syukur karena menerima karunia Allah dan pengungkapan pujian kepada Allah Swt.

Lantas, apa maksud Hasyim mengucapkan 'alhamdulillah' usai terbukti melakukan tindakan asusila? Mungkin ini menjadi tanda adanya sakit psikologis.

Moral Bejat Pejabat

Saat menjadi khatib salat Iduladha di Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, pada Senin, 17 Juni 2024, Hasyim menyoroti pentingnya mengontrol sifat kebinatangan yang terdapat di dalam diri manusia.

"Sifat kebinatangan di manusia harus disembelih. Perbuatan manusia dilandasi Tauhid, Iman dan Taqwa," kata Hasyim dalam khotbah Iduladha tersebut.

Menurut Hasyim, sangat banyak sifat kebinatangan yang terjadi di sekitar kita, misalnya sifat mementingkan diri sendiri, sifat sombong, hingga sifat yang menganggap bahwa hanya golongannyalah yang selalu benar, dan menganggap golongan lain sebagai mangsa atau musuh.

Dalam khotbahnya tersebut, sifat kebinatangan lain yang disorot oleh Hasyim adalah curiga yang berlebihan, menyebarkan isu yang tidak benar, fitnah, rakus, tamak, ambisi yang tidak terkendali, tidak mau melihat kenyataan hidup, tidak mempan diberi nasihat, hingga tidak mampu mendengar teguran---yang semuanya juga termasuk sifat tercela dalam pandangan Islam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline