Presiden Joko Widodo mengisyaratkan bakal melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini. Pernyataan itu diisyaratkan Jokowi dalam rapat kabinet paripurna, 11 hari yang lalu, yang videonya baru ditayangkan hari ini di kanal Youtube Sekretariat Presiden.
"Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran kemana-mana saya." kalimat di akhir pidato presiden itulah yang kemudian menguatkan opini akan segera terjadi pergantian di kabinet.
Pada kesempatan itu, Jokowi memang tidak menyebutkan menteri mana saja yang akan diganti. Namun, paling tidak ada 3 hal yang menjadi sorotan utama Jokowi dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. Awalnya, Jokowi menyinggung sektor kesehatan yang menyangkut kesejahteraan tenaga medis hingga pengadaan alat kesehatan.
Kemudian Jokowi menyinggung progres bantuan sosial (Bansos) dampak Covid-19, lalu membahas terkait stimulus ekonomi untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kita tahu ada sejumlah kementrian yang berkaitan dengan hal yang disinggung presiden. Soal keputusan kepastian reshuffle dan nama kementrian adalah hal yang paling kita tunggu bersama.
Memaknai Kemarahan Jokowi
Kita tahu, dalam tayangan video berdurasi 10.20 menit tersebut, Jokowi menampakkan kejengkelan terhadap kinerja sejumlah pembantunya tersebut. Jokowi mengaku jengkel melihat ada pihak yang menganggap kondisi pandemi sebagai hal yang normal saja.
Rasanya, kemarahan presiden itu adalah hal wajar dan bahkan perlu jika merasa kinerja bawahannya tidak maksimal. Apalagi dalam kondisi krisis seperti sekarang.
Harapan kita bersama saat ini adalah agar laju penularan Covid-19 dapat diminimalisir atau bahkan dihentikan. Namun, dalam proses menuju itu, dalam situasi serba sulit ini, masyarakat membutuhkan juga penanganan tepat dan cepat dari pemerintah agar dampak pandemi dapat ditangani dengan baik.
Karena itu, jika ada yang pihak yang tidak sunguh-sunguh bekerja dalam upaya mencapai tujuan itu, sudah tentu banyak pihak yang akan mendukung langkah pergantian pihak yang dimaksud.
Belum lagi jika menyinggung soal kurva penularan Covid-19 yang tak kunjung melandai. Itu juga barangkali mengindikasikan belum maksimalnya langkah-langkah penanganan yang diterapkan pihak yang bertanggungjawab atas pencegahan virus corona.