Lihat ke Halaman Asli

Sri Mulyani, Gering

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_37413" align="alignleft" width="230" caption="Menkeu Sri Mulyani"][/caption] Ibarat seorang ibu hamil 9 bulan 10 hari kini terbaring di rumah sakit, terbaring gering menantikan melahirkan bayinya dengan berharap-harap cemas. Pada tanggal 9/12 dalam peringatan hari anti korupsi sedunia, massa bertebaran di mana-mana di 33 propinsi, demikianlah ibu pertiwi juga sedang gering menantikan lahirnya si bayi indonesia bersih, seperti tuntutan sebelumnya usut tuntas skandal bang siantury di mana aksi kemarahan publik ditumpahkan kepada sri mulyani dan boediono sebagai tokoh kunci di persoalan ini, aksi di tugu monas malah membakar kedua foto beliau yang terhormat ini. Akan halnya Sri Mulyani selepas aksi ini, juga mulai nampak gering untuk tidak dikatakan lagi marah atau geram, secara terang-terangan mengatakan bahwa pembentukan Panitia Khusus untuk mengusut megaskandal dana talangan Bank Century yang membengkak hingga Rp 6,7 triliun punya maksud lain: yakni mendiskreditkan dan menjatuhkan dirinya. Pernyataan Sri Mulyani itu dimuat harian Wall Street Journal hari Kamis ini (10/12). Saking geringnya, mbak ani dicap lagi 'ngember' di media asing seperti dilansir oleh salah satu media dalam negeri, selain tuduhan terhadap pansus itu beliau juga secara langsung mengatakan ketum Golkar Ical tidak suka dengan dirinya karena persoalan masa lalu. Dikatakan mbak ani lagi gering-geringan karena menganggap idrus marham sebagai ketua pansus skandal bang sianturi ini sedang melakukan aksi balas dendam terhadap dirinya, mbak ani menuding ini titipan ical untuk melakukan itu. Sikap gering mbak ani ini ternyata bergayung sambut, adalah anggota Pansus Hak Angket Century Bambang Soesatyo (FPG) dalam rapat konsultasi pansus angket (11/12) membeberkan hasil temuannya, adanya rekaman pembicaraan via telpon antara mbak ani dan robert tantular. seperti dilansir oleh salah satu situs on line, berikut transkrip rekaman itu : Sri Mulyani: Ya sudah, rapat tertutup sekarang ya Robert. Robert: Saya kira itu rapat tertutup saja, dengan catatan bahwa kesimpulan ini mengakhiri, pasalnya adalah krisis yang kita hadapi sekarang. Sri Mulyani: Sebetulnya rapat tertutupnya ada di kamar. Akan halnya isi rekaman ini boediono yang pertama kali melakukan bantahan, Boediono tak menepis keberadaan salah satu pemilik Bank Century, Robert Tantular, di salah satu ruang dan lantai yang berbeda dengan ruang dan lantai yang digunakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan pada rapat di Gedung Departemen Keuangan, akhir November 2008. Namun, menurut dia, Robert Tantular sama sekali tidak masuk ke ruang rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk melakukan perbincangan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait dengan kebijakan yang akan diputuskan KSSK untuk menyehatkan Bank Century dengan dana senilai Rp 6,7 triliun. ”Soal rekaman pembicaraan di rapat-rapat KSSK tanggal 20 dan 21 November 2008, Robert Tantular dikesankan hadir. Seolah-olah juga ada pembicaraan antara Robert dan Sri Mulyani. Saya saksi hidup dalam pertemuan KSSK itu bersama rekan-rekan lainnya. Dapat saya sampaikan dengan tegas, Robert tidak ada di ruang rapat KSSK. Juga tidak ada pembicaraan. Jadi, tidak ada fakta soal itu,” tandas Boediono, dalam keterangan pers mendadak di Istana Wapres, Sabtu (12/12). Boediono didampingi mantan Sekretaris KSSK Raden Pardede, yang ikut memberi penjelasan terkait dengan rekaman pembicaraan yang ditemukan Panitia Khusus Hak Angket DPR. Nah, terlepas isi rekaman tersebut timbul pertanyaan, kenapa ada rapat tertutup di dalam kamar untuk memutuskan bail out ini yang cuma dihadiri oleh mbak ani, boediono, raden pardede dan marsilam simanjuntak, padahal rapat ini sebelumnya digelar terbuka yang dihadiri oleh sekitar 30 orang, termasuk beberapa pejabat depkeu, padahal menurut pengakuan mbak ani dan boediono tindakan bail out ini sudah benar. Dianggap benar koq mesti dilakukan secara tertutup dan terbatas ? Saat keputusan “menyelamatkan” Bank Century diambil, Sri Mulyani secara ex officio menduduki kursi Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK). Ia menyetujui usul yang disampaikan Boediono, yang kala itu adalah Gubernur Bank Indonesia, untuk memberikan status “bank gagal yang berdampak sistemik” untuk Bank Century. Kepada Wall Street Journal, Sri Mulyani mengatakan bahwa keputusan itu sudah sesuai dengan kewenangan yang mereka miliki. Dia juga mengatakan bahwa keputusan itu diambil untuk menyelamatkan industri perbankan dan perekonomian nasional di tengah krisis saat itu. Nah, jika sudah demikian pendapat mbak ani dan boediono, lalu apa masalahnya jika ada rekaman pembicaraan dengan robert tantular sebagai pemilik, saya kira untuk keputusan genting dan mendesak ini si robert juga perlu tau kan. Logika awam akan berkata, kalau keputusan ini benar, apa urgensinya isi rekaman tersebut dipermasalahkan, mau bicara sama robert tantular, robert pardede, atau robert simanjuntak keq. gering mah mbak ani neh.......... malah gering mbak ani ini semakin menimbulkan tanda tanya, bail out century, ada batu dibalik udang ? wallahualam. SALAM DIALOG




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline