Lihat ke Halaman Asli

Boediono Benar 10 %

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_37641" align="alignleft" width="300" caption="Wapres Boediono"][/caption] Angka penduduk miskin Indonesia menurun cukup drastis, sejak tahun 1990 yang mencapai 60%, hingga tahun ini yang mencapai kisaran 10%. Hal ini disampaikan Boediono dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2009, Sabtu (12/12). Menurut Boediono, pada tahun 1990, angka kemiskinan Indonesia sebesar 60% dinilai sangat tinggi. Namun, angka tersebut turun drastis 10 tahun kemudian. "Ini catatan sejarah kita, penduduk miskin turun dengan pesat. Sejak tahun 1990 angka kemiskinan turun walaupun pada 1998, sempat naik sedikit karena ada krisis ekonomi," ujar Boediono. Boediono menambahkan sejak tahun 2000 sampai 2009 ini, angka kemiskinan berada di bawah 20%. Apalagi pada 2009 ini, angka kemiskinan berada sedikit di atas 10%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan angka kemiskinan pada 2010 tidak banyak berubah dengan 2009 yakni 14,15 persen, dan di Indonesia orang suka atau tidak suka harus bekerja jikalau menganggur ia akan mati.akan mati dan ini menjadi persoalan dalam kualitas pekerjaannya," ujarnya. "Angka kemiskinan pada Maret 2009 berkisar pada 14,15 persen dan data yang akan keluar pada Maret 2010 angkanya kemungkinan masih pada kisaran itu," ujarnya seusai konferensi pers di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, senin 7/12. Klaim Boediono itu bahwa angka penduduk miskin menurun drastis hingga mencapai kisaran 10 persen pada tahun 2009 dinilai hanya membohongi rakyat. Dewan Pakar Koalisi Anti Utang (KAU), Kusfiardi mengatakan, “Kita harus tahu dulu standar apa yang digunakan Boediono. Apakah menggunakan dua dollar per hari atau mencukupi empat sehat lima sempurna. Dari dulu, pemerintah suka menggunakan akal-akalan statistik dan itu gampang dilakukan dengan merubah indikator variabel. Kita perhatikan, orang miskin dalam masyarakat urban tak pernah didata karena mereka tidak punya Kartu Tanda Penduduk (KTP). Jadi angka-angka yang disampaikan Boedino hanya akal-akalan. Coba kita lihat secara kasat mata saja, yang miskin makin banyak,” Menurut Kusfiardi, ada keterkaitan antara klaim Boedino dengan rencana Pemerintah SBY-Boediono untuk menghapus kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2010. Dengan demikian, katanya, data yang disampaikan oleh Boediono merupakan cara untuk meredam kekesalan publik. “Kita semua tahu, mayoritas pendukung SBY-Boediono adalah penerima BLT. Dengan pernyataan angka kemiskinan sudah turun, Boediono telah membohongi, mengkhianati, dan menipu pemilihnya sendiri,” kata Kusfiardi. Sementara itu salah satu konsultan evaluasi PNPM Mandiri, program yang berkonsentrasi di dalam penanggulangan kemiskinan dan tersebar diseluruh desa dan keluarahan menyimpulkan bahwa tahun 2009 tidak ada perubahan signifikans turunnya angka kemiskinan dari data BPS 14, 15, malahan tahun ini bank dunia melansir angka kemiskinan di Indonesia mencapai 50 %. Menjadi pertanyaan apa maksud boediono mereduksi angka kemiskinan saat ini sudah turun sedikit di atas 10 %, persentase kata sedikit diatas untuk angka 4, 15 % bukanlah angka sedikit dari total 250 juta penduduk negeri ini, belum lagi data BPS yang sering diragukan banyak kalangan. Memang pendapat boediono tentang angka kemiskinan benar 10 %, selebihnya mungkin ada pendapat lebih bijak dari anda, apakah itu ? wallahualam. SALAM DIALOG




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline