Tewasnya Presiden Iran akibat insiden kecelakaan pesawat mengejutkan dunia. Begitu tiba-tiba, begitu mengagetkan. Beberapa pekan terakhir Iran dan Israel bertukar peluru kendali dan sang presiden baik-baik saja. Tapi kini malah meninggal dalam situasi damai, dalam euforia kegembiraan selepas selebrasi 'gunting pita' sebuah proyek pembangunan bendungan.
Tewasnya Ebraihim Raisi mengejutkan dunia. Para anlis ekonomi langsung mengkalkulasi: apa dampak wafatnya sang presiden bagi situasi keuangan global. Mungkin ada yang tidak kaget persitiwa tewasnya Raisi. Tetapi Israel buru-buru mengklarifikasi, negeri dengan agama mayoritas Yahudi itu tidak terkait.
Presiden Raisi sedang dalam perjalanan pulang dari perbatasan Azerbaijan, Minggu (Minggu, 19/05). Cuma meresmikan proyek 'kecil', sebuah bendungan di perbatasan dua negara kecil, di barat laut Teheran. Presiden Jokowi yang juga kerap meresmikan bendungan dengan kapasitas tidak terlampau besar, bukan?
Sang presiden hanya menumpang helikopter tua buatan 'musuh bebuyutannya' Amerika. Warisan pendahulunya saat negeri para mullah itu masih menghamba kepada sang 'Polisi Dunia'. Lokasi bendungan yang diresmikan tak terlalu jauh, hanya 50 kilometer dari Kota Tabriz. Tiga heliopter rombongan presiden wartakan terbang secara konvoi sampai kemudian salah satunya mengalami nahas akibat cuaca buruk.
Dulu Iran memang 'cecunguk' Amerika. Sampai terjadi revolusi pada akhir tahun 1070-an. Makanya negara itu memiliki banyak alutsista buatan negara Paman Sam. Termasuk helikopter nahas yang ditumpangi Raisi. Dalam film Top Gun: Maverick yang dibintangi Tom Cruise, diskenariokan pilot Amerika yang ganteng bernama Pete 'Maverick' Mitchell berhasil mencuri pesawat F-16 jadul milik Iran.
Iran merespon, mengejar pesawat jadul uzur itu menggunakan sejumlah Sukhoi canggih buatan Rusia. Si Fighting Falcon pun harus berjibaku melawan pesawat tempur yang lebih canggih dan jumlahnya juga lebih banyak. Didukung sistem pertahanan udara udara. Tetapi, siapa yang menang, pesawat buatan Amerika apa Rusia? Maaf, saya tak mau membocorkan. Tonton sendiri filmnya!
Ya, Iran mengoleksi lebih banyak alutsista Amerika dibanding negara kita Indonesia. Sebelum penguasanegara itu berganti dan retorika juga berbalik. Si Amerika kini diretorika-kan sebagai si 'Setan Besar'.
Kembali kepada insiden, sebenarnya ada tiga kecelakaan pesawat beruntun dalam waktu berdekatan. Di Iran, secara kebetulan peristiwa nahas itu menimpa seseorang dengan jabatan tinggi: presiden. Di Indonesia, sebuah pesawat latih jatuh di kawasan BSD Serpong, Tangerang Selatan (Ahad, 19/05). Tiga orang meninggal dunia. Menurut berita, pesawat dalam perjalanan pulang dari Tanjung Lesung ke ke Pondok cabe. Pesawat latih yang jatuh di Lapangan Sunburst Bumi Serpong Damai (BSD) itu berjenis Tecnam, milik entitas swasta.
Kemudian pada Senin (20/05), pesawat Singapura Airlines juga mengalami nahas. Boeing 777 itu sedang dalam perjalanan pulang London-Singapura dihantam turbulensi. Satu penumpang wafat dan satu mesti dirawat. Pilot dengan cekatan mengalihkan tujuan dan mendaratkan pesawat Singapore Airlines SQ321 itu ke Bangkok dan selamat. Pihak maskapai sudah menyampaikan belasungkawa atas musibah tak terduga ini.
Bukan hal yang spesial bahwa musibah memang bisa terjadi sewaktu-waktu. Sekaligus sebagai 'pembenaran' teori statistik bahwa tidak ada yang namanya zero accident. Dari sekitar 60 ribu penerbangan setiap hari, maka jika ada 20 insiden kecelakaan pesawat dalam kurun waktu setahun adalah hal yang 'normal'. Menurut IATA, pada tahun 2021 terdapat 22,2 juta penerbangan domestik dan global. Jadi rata-ratanya adalah 60.821 penerbangan per hari. Jadi tiga pesawat mengalami celaka adalah 'statistik' yang kecil. Untuk duka cita kita kepada mereka yang terpilih oleh Tuhannya untuk menghadap-NYA terlebih dahulu.
Kemudian sebelumnya beberapa insiden pesawat terjadi. Ada pesawat pengangkut jamaah haji yang terbakar. Ada pesawat yang panel instrumennya copot dan jatuh ke tanah. Serta tentu saja 23 November 2023 siam ketika dua pesawat Super Tucano milik TNI jatih di Pasuruan, Jawa Timur.