[caption id="attachment_359248" align="aligncenter" width="300" caption="Gerai BRI Link di Sambirata, Cilongok"][/caption]
Inilah risiko membuka bank di daerah terpencil. Nasabah tak kenal jam buka kantor. Pukul setengah belas malam pun, ada nasabah berkunjung. Alasannya, mengambil transferan dari anaknya yang bekerja di luar kota.
Itulah pengalaman nyata yang dialami Sodirin Firdaus, pemilik gerai BRI Link di Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Banyumas. "Pernah dua kali ada nasabah yang ambil uang pada tengah malam. Ambilnya sampai jutaan rupiah," cerita dia.
BRI Link merupakan salah satu bentuk bank tanpa kantor. Semacam agen bagi bank bersangkutan dalam melayani nasabah. Utamanya, di daerah yang jauh dari layanan perbankan.
Sodirin menceritakan, nasabah yang tetangganya itu mengambil uang sekitar pukul dua belas malam. "Waktu itu katanya untuk biaya berobat ke rumah sakit. Uang yang diambil merupakan kiriman dari anaknya yang bekerja di Kalimantan." jelasnya.
Agen BRI milik Sodirin merupakan satu dari sekitar 20.000 bank nirkantor (branchless banking) mitra BNI. Agen ini bisa memberi pelayanan kepada nasabah seperti bank pada umumnya. Baik menabung, menarik tabungan, transfer, serta aktivitas perbankan lainnya.
Lokasinya dipilih di daerah "remote area" atau yang belum terjangkau layanan perbankan. Jam buka kantor agen tidak harus pakem. Seperti bank milik Sodirin ini. Sehari-hari malah "tutup". Sodirin sibuk menjalankan bisnisnya di bidang jual beli ternak. "Nanti kalau ada nasabah yang akan melakukan transkasi, baru saya layani. Apalagi mayoritas nasabah merupakan tetangga sendiri," kata dia.
Karena nasabah merupakan tetangga, jam buka kantor sangat fleksibel. Mau ambil uang pukul dua dinihari pun, tak akan dia tampik. "Misalnya, kalau ada kebutuhan mendadak. Seperti harus berobat ke rumah sakit atau kebutuhan lain," kata dia.
[caption id="attachment_359249" align="alignleft" width="150" caption="Sodirin Firdaus"]
[/caption]
Titip ATM
Sudah sekitar setahun Sodirin membuka layanan agen perbankan. Bisnisnya berawal karena dia kerap dititipi tetangganya ambil uang di bank melalui ATM. Rumahnya, di Sambirata memang relatif mengalami kendala di bidang akses transportasi. Maklum, dikelilingi pegunungan.
"Kalau ambil uang di ATM, harus ke kota. Sebenarnya tak terlampau jauh, tapi naik-turun bukit sehingga sulit," cerita dia.