Lihat ke Halaman Asli

Kaled Hasby Ashshidiqy

hanya pria yang kadang-kadang suka menulis

Perubahan Itu Dibuat, Bukan Ditunggu

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membaca beberapa status fesbuk temen yang dengan bangga memilih golput, maupun mendengar komentar langsung dari rekan sejawat yang juga mengambil ”jalan” yang sama, cukup menggelitik pikiran saya.

Saya sendiri pada Pemilu kali ini memilih untuk tidak golput, meski pemilu sebelumnya golput dan sebelumnya lagi tidak golput.

Membuat suatu pilihan memang hak semua orang, termasuk menjadi golongan putih (golput).

Saya yakin kaum golput bakal membantah keras kalau dibilang mereka tak punya pendirian lantaran tidak memilih. Justru tidak memilih itu yang menjadi pendirian mereka. Mungkin saja mereka menganggap menjadi golput merupakan representasi penolakan mereka atas pilihan yang ada. Atau bisa juga upaya mereka menjaga idealisme dari sebuah sistem yang dianggap tak sesuai keinginan atau harapan.

Saat menjadi golput dulu, saya juga berpikir demikian. Namun entah kenapa sekarang saya memiliki pendirian yang sedikit berbeda.

Memilih golput, menurut pikiran bodoh saya, berarti kita menolak berperan dalam sebuah perubahan yang bisa membawa negara ini menjadi lebih baik, sama saja, atau semakin buruk.

Menjadi golput sama saja memilih menjadi penonton dalam sebuah pertandingan dari layar televisi. Ia tak dapat membantu tim memenangi pertandingan atau sebaliknya, membuat tim jadi kalah.

Golput itu ibarat bilangan nol yang tak memiliki nilai, tidak plus, tidak pula minus. Golput itu ibarat persneling mobil di posisi netral. Mobil kita tidak akan maju jika persneling dibiarkan di posisi netral lantaran kita takut menabrak.

Ada saatnya kita harus berani memasukkan persneling ke posisi drive andaikata kita belum bisa menyetir sekalipun, agar kita bisa belajar yang pada akhirnya membawa kita pindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Artinya, perlu ada sebuah langkah konkret untuk memulai dan mewujudkan sebuah pergerakan, sebuah perubahan.

Saya merasa, tak ada saat yang tepat untuk memulai perubahan di negara ini selain di pemilu saat ini. Karena kapan lagi kalau bukan sekarang. Harapannya jelas, mengubah negara ini menjadi lebih baik, atau setidaknya saya telah membuka peluang untuk itu.

Kalau pun yang terjadi sebaliknya, itu akan saya anggap sebagai pertaruhan yang belum saya menangi. Karena kalau tidak bertaruh sama sekali, bagaimana saya tahu saya bisa menang?

Karena, perubahan itu dibuat, bukan ditunggu. Ahh....entahlah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline