Lihat ke Halaman Asli

Kalebtus FloresdoMaudan

Akun Memenuhi nilai tugas

Review A Good Men Mengenai Kode Etik dan Tanggung Jawab Profesi

Diperbarui: 31 Mei 2021   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Cerita dimulai di Guantanamo Bay, Kuba, di sebuah markas korps Angkatan Laut. Ada seorang prajurit bernama Santiago yang fisiknya tak terlalu kuat sehingga sering pingsan saat latihan. 

Ia mengajukan permohonan untuk dipindah ke korps lain, dalam suratnya dia menjanjikan akan membeberkan tentang sebuah kasus penembakan yang dilakukan kawannya, sebagai ganti transfer yang ia minta. Surat itu dibaca oleh pimpinan korps, Kolonel Nathan Jessup yang merupakan pemimpin yang kejam, congkak dan gila hormat. 

Dalam caranya berbicara selalu diucapkan dengan pelan namun sangat menusuk.

Kasus ini diberikan kepada Daniel Kaffee dan dibantu oleh Joanne Galloway. Daniel adalah sosok pengacara yang ceroboh (suka lupa bawa bolpendan lebih senang main baseball ketimbang ikut rapat) namun prestasi hukumnya luar biasa. Sedang Jo (panggilan Joanne) berambisi untuk menangani kasus ini,sehingga kecewa berat ketika tahu bahwa ia dikalahkan oleh pengacara muda yang baru bekerja 1 tahunan
Terdakwah bernama Dawson dan Downey, prajurit yang (dituduh) membunuh Santiago. 

Dalam pernyataan Dawson ia mengakui telah melakukan penyergapan kepada Santiago karena Santiago dianggapnya melanggar "code red" yaitu peraturan tidak tertulis bahwa prajurit yang melanggar kedisiplinan harus dihukum.

Saat persidangan sedang berlangsung, pengadilan mengetahui bahwa Dawson tidak naik pangkat akibat menyelundupkan makanan untuk seorang Marinir yang diberikan hukuman "bread and water" selama 7 (tujuh) hari. 

Namun pihak pengacara mengalami kemunduran akibat terlambat mengetahui fakta dimana Downey tidak berada di tempat yang sama dengan Dawson saat Dawson menerima perintah "Code Red" untuk Santiago dengan peringatan bahwa untuk selamat di perbatasan mereka harus hidup dengan motto "Unit, Corp, God, Country", semua Marinir harus bisa mempercayai Marinir lain dengan nyawanya, dan Santiago harus "dilatih" agar ia menjadi Marinir yang kuat dan tidak menjadi "dead weight" yang dapat menyebabkan rekan Marinir lainnya mati. 

Lalu setelah Markinson memberi tahu Kaffee bahwa Jessup tidak pernah memerintahkan pemindahan Santiagio, dan juga Markinson merasa malu karena ia gagal melindungi seorang Marinir dibawah pimpinannya, maka ia bunuh diri sebelum memberikan kesaksiannya di Pengadilan Militer.

Ketika Kaffee mendengar kabar Markinson telah bunuh diri, ia benar -- benar percaya bahwa mereka telah kalah dalam persidangan kasus ini, namun Galloway dan Weinberg mendorong Kaffee untuk memanggil Jessup sebagai saksi meskipun hal itu dapat berisiko diadili di Pengadilan Militer akibat mengotori nama baik seorang perwira dengan pangkat yang tinggi. 

Saat Jessup ditanyakan di depan Pengadilan Militer tentang fakta -- fakta yang terjadi oleh Kaffee, Jessup sempat hamper lolos dari hukuman namun ketika Jessup menyatakan bahwa Marinir di bawah pimpinannya tidak pernah melanggar perintah Kaffee langsung bertanya apakah Jessup memerintahkan "Code Red" karena kalau pernyataan Jessup benar tentang Marinir di bawah pimpinannya tidak pernah melanggar perintah mengapa Santiago harus di transfer keluar base demi keamanannya sendiri, karena hal itulah Jessup sudah terjebak dalam kebohongannya ia marah dan merasa jijik terhadap kelancangan Kaffee terhadap Marinir yang "menjaga keamanan nasional" seperti Jessup sendiri.

Lalu Jessup melanjutkan berkata kasar tentang bagaimana pentingnya dirinya bagi "keamanan nasional" sampai ditanyakan secara berulang -- ulang dengan nada yang sangat lantang oleh Kaffee apakah Jessup benar memerintahkan "Code Red", Jessup dengan kejijikannya meneriakkan dengan lantang bahwa benar ia telah memerintahkan "Code Red" untuk William Santiago. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline