Lihat ke Halaman Asli

kalea syua

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengembangan Kemampuan Penalaran Deduktif dan Induktif

Diperbarui: 13 Juni 2023   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penalaran adalah proses atau kemampuan pikiran manusia untuk mencapai kesimpulan, membuat inferensi, atau menghubungkan ide-ide secara logis berdasarkan informasi yang ada. 

Dalam Bahasa Indonesia, istilah "penalaran" dapat merujuk pada proses berpikir logis dan sistematis serta hasil dari proses tersebut. Istilah lain yang sering digunakan dalam konteks yang serupa adalah "berpikir", "berpenalar", atau "berlogika".

Penalaran melibatkan pemikiran kritis, dimana seseorang mengidentifikasi penggunaan logika, analisis, dan pemikiran kritis untuk memahami, mengevaluasi, dan memecahkan masalah.

Dalam penalaran, seseorang menggunakan premis atau informasi yang ada untuk mencapai suatu kesimpulan atau membuat argumen yang rasional dan konsisten.

Penalaran dapat dibagi menjadi dua jenis utama: penalaran deduktif dan penalaran induktif. 

1. Penalaran Deduktif

Melibatkan penarikan kesimpulan yang pasti dari premis yang diberikan. 

Contohnya, "Semua manusia adalah makhluk berpikir. Saya adalah manusia. Oleh karena itu, saya adalah makhluk berpikir." 

Dalam penalaran deduktif, kesimpulan yang diambil harus logis dan konsisten dengan premis yang ada.

2. Penalaran Induktif

Melibatkan penarikan kesimpulan yang lebih umum atau probabilitas dari bukti yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline