Lihat ke Halaman Asli

Tertawa

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau berjalan dengan angkuh

Seolah segala hal adalah musuh yang berhasil kau bunuh

Kau bangun bangunan megah

Kau cekik rakyat dengan kata-kata berbuncah-buncah

Kau buat janji

Lalu kau khianati

Kau bilang aku brengsek

Membuatmu kehilangan otak

Aku tertawa terkekeh

Kau hajar aku, seolah semua salah ada padaku

Kau jadikah khilaf sebagai alasan

Lalu kau ulangi lagi sebagai pembalasan

Kau pikir dirimu mulia?

Tapi aku tak melihat yang lain kecuali setan durja

Kau munafik

Kau biarkan kepalsuan melingkupi hatimu

Kau tahu, mana yang benar

Kau tahu mana yang salah

Kau tahu mana yang hak

Dan kau tahu bagaimana seharusnya kau bertindak

Tapi tak ada yang kau lakukan

Kecuali membuatku kegirangan

Kau merasa pintar?

Dengan ijazah palsu, kau pamer?

Kau tipu mereka dengan menunjukkan leher

Lalu kau bicarakan rancangan masa depan

Kau bilang pada rakyat tentang perubahan

Dan yang tampak hanya keserakahan

Kau ambil bagian

Lalu kau sisakan, bagi pembangunan

Kau bilang disana-sini akan ada kejayaan

Tapi yang tampak hanya khayalan

Hhaaa...

Aku tak bisa menahan ketawa lagi

Pergi selagi mampu !

Lepaskan dirimu

Atau aku akan menunggumu

Di neraka bersamaku

Catatan iblis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline