Lihat ke Halaman Asli

Puisi | 12. Mereka yang Tertinggal

Diperbarui: 22 November 2017   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan, bulan, bintang, bintang

malaikat, malaikat, bidadari, bidadari

dengarkan aku, dengarkan sayang

kaulah cintaku, oh hatiku berlari

 

Malam, malam, angin, angin

tidur sayang, tidur cinta, tidur sayang, tidur cinta

ku 'kan menjaga, ku 'kan menjalin

benang yang tulus, oh walau tak kentara

Aku mengingat puisi ini dengan jelas. Ini puisi tahun 2008, yang kubuat pada ulang tahunku tanggal tiga Maret. Hingga Loka Loka disusun dan puisi-puisi baru yang lebih keren muncul dari buah pikiranku, 12. Mereka yang Tertinggal adalah puisi terbaikku sepanjang masa. Tidak hanya karena ada rima ABAB, tetapi judul puisi ini yang membuat puisi ini bukan puisi ninabobo ataupun puisi cinta. Puisi ini adalah puisi kematian.

Pertama, 12. Mereka yang Tertinggal mempunyai dua baris pertama yang diulang; bulan, bintang, malaikat, bidadari, malam, angin, tidur sayang, dan tidur cinta. Sebenarnya, konsep yang aku inginkan adalah bagaimana semua kata tersebut diulang terus menerus tanpa batas (dan jelas mengulang kata-kata tanpa batas akan membuat puisi ini menjadi puisi terpanjang di alam semesta). Malah sebenarnya, seluruh puisi ini, setelah kamu selesai membacanya, perlu dibaca lagi. Dua kali, tiga kali, empat kali, seratus kali, dan seterusnya. Karena sebenarnya, puisi ini adalah dzikir, yang diucapkan oleh mereka yang tertinggal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline