Lihat ke Halaman Asli

Ranke

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

LEOPOLD von Ranke (1795-1886) adalah sejarawan yang sering disebut sebagai bapak sejarah kritis modern dan patron bagi pembaca arsip. Ia terkenal karena karya-karya sejarahnya tentang Reformasi Jerman, Prusia, Inggris, Prancis, terutama metodenya dalam meneliti dan menulis sejarah yang ia perkenalkan melalui karya-karya itu. Ranke pernah merumuskan beberapa pertanyaan yang kemudian banyak dijadikan pegangan bagi sejarawan untuk membimbingnya dalam meneliti dan menulis sejarah: Mengapa dan bagaimana ia memilih sumber-sumbernya? Apa validitas atau kebenaran laporannya? Apa hubungan antara fakta dan generalisasi? Apakah motivasinya yang diakui atau tidak disadari berpengaruh pada penelitian, pemilihan, dan penyajian? Apakah bentuk penyajiannya berpengaruh pada caranya menggunakan fakta dan pada keputusannya?

Di Amerika dan Inggris, metode Ranke diidentifikasi dengan beberapa slogan dan injunction: sejarah terutama adalah studi tentang politik dan kebijakan luar negeri; kembali ke, atau mencari sampai ketemu, sumber-sumber primer; mengevaluasi dan menghargai, di atas segalanya, sumber-sumber yang menghadirkan kesaksian partisipan dan saksi mata; berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengatakan hal-hal sebagaimana mereka terjadi.

Pandangan-pandangan Ranke mengenai sejarah didapatkan setelah ia melakukan studi yang serius tentang filsafat, teologi, serta bahasa-bahasa dan sastra-sastra klasik. Dari hal-hal itu ia menarik kesimpulan bahwa studi sejarah tentang asal-usul orang-orang dan institusi-institusi menghasilkan pengetahuan yang lebih cemerlang dan lebih lengkap dari pada studi-studi lain.

Semasa mudanya Ranke banyak dipengaruhi oleh agama Kristen. Dalam kesalehan masyarakat Lutheran rumah dan sekolahnya di Pforta, Ranke mempelajari bahwa dunia telah ditandai dengan karakter-karakter dan jejak-jejak yang mengarah kepada desain Tuhan. Meskipun demikian, ia tidak memilih untuk menjadi pastur, tetapi menganggap dirinya dilahirkan untuk belajar dan oleh karena itu juga berarti mengajar. Ranke meraih gelar doktor filsafat pada tahun 1817.

Ranke banyak dipengaruhi oleh filsuf idealis, terutama Fichte (1762-1814). Pandangan religius Ranke membuat dirinya dekat dengan pencarian para idealis untuk mengetahui dunia melalui ide-ide ketuhanan. Dari posisi ini ia mendekati sejarah sebagai prinsip studinya. Sebab, menurutnya, melalui perjalanan waktulah (sejarah) ide-ide ketuhanan akan tampak. Konsepsinya tentang aktifitas kesejarahan dipertajam oleh kritisisme filologis klasik yang mengajarinya kritisisme tekstual dan membiasakannya untuk mencari sumber-sumber primer. Sebuah model yang mempengaruhinya adalah Roman History­-nyaBarthold George Niebuhr (1776-1831), yang meyakinkanya bahwa sebuah karya sejarah merupakan sebuah usaha literer yang berguna.

Ranke mulai menyelesaikan ide-idenya selama ia menjadi guru di Fridericianum, sebuah gymnasium di Frankfurt. Di sana, selain ia mengajar sejarah, ia banyak berbicara soal pendidikan. Mengajar, menurutnya, merupakan tugas yang lebih besar dari pada pendidikan-diri, ia juga harus membuat individu memahami perannya di dalam masyarakat dan bagi negara. Pemikiran Ranke mengenai pendidikan itu sesuai semangat reformasi yang menyusul setelah penaklukan Napoleon (1806) di Jerman dan Prusia. Pada saat itu, kantor-kantor pemerintah berupaya merekrut pegawainya dari kelas-kelas menengah yang terdidik di universitas-universitas, yang menyebabkan terjadinya perubahan fungsi institusi pendidikan. Institusi pendidikan mengemban tugas untuk menyediakan intelektual yang lengkap, yang siap mengisi kantor-kantor pemerintahan saat itu.

Ranke memilih fokus studi pada permulaan zaman modern, 1494-1535, sebuah periode pertumbuhan kekuatan universal Eropa sekaligus kemerosotan kepausan dan kerajaan. Melalui sumber-sumber yang berada di perpustakaan Frankfurt, Ranke menyusun The Histories of the Latin and Teutonic nations (1824). Buku itu membuat Ranke dipanggil untuk memberi kuliah sejarah di Universitas Berlin pada tahun 1925. Direktur bagian pendidikan di Kementrian Prusia mengelu-elukan Ranke sebagai penyempurna sejarah. Karya ini kemudian diingat sebagai perjuangan historisisme dan penyataan pertama dan contoh dari sejarah kritis.

Metode yang dia harap sanggup mengungkap apa yang sebenarnya terjadi tercantum pada bagian lampiran karangannya tersebut dengan judul “On the Critique of Modern Historians”. Metodenya adalah sebuah perluasan dari kritisisme tekstual klasik yang ia terapkan pada sejarah-sejarah dan memoir-memoir yang ditulis pada abad kelima belas dan keenambelas. Contoh utama dari kritik ini ialah penilaiannya pada History of Italy—karya sejarawan Florentina, Guicciardini—yang (sebelum Ranke) telah lama digunakan orang sebagai sumber utama soal sejarah Itali. Ranke menyimpulkan bahwa Guicciardini banyak menggunakan sumber yang tidak primer. Sumber-sumber yang digunakan Guicciardini tidak didapatkan dari tangan pertama, tetapi dari sumber-sumber lain yang tidak akurat. Selain itu, sejarawan Itali itu juga dianggap menggunakan sumber-sumbernya dengan sembrono.

Kritik sumber-sumber, yang ia tonjolkan di sebagian besar karyanya kemudian, berarti mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sekitar memorialis sebagai pengamat dari tindakan yang ia uraikan. Jika dia bukan pengamat, dari mana ia mendapatkan sumber informasinya? Apakah sumber itu terdistorsi karena keberpihakan? Apakah sumber itu sekumpulan tradisi? Apakan perbedaan-perbedaan dari tangan pertama dan catatan-catatan lain bisa didamaikan?

Ranke tampaknya bermaksud untuk merubah sejarah ke dalam suatu keilmuan rigorous—keilmuan yang menuntut aturan-aturan, proses-proses, dan lain-lain yang harus diikuti dengan ketat—yang dipraktikkan oleh sejarawan-sejarawan terdidik secara profesional. Seperti Thucydides, yang merupakan subjek dari uraiannya, dia berupaya untuk menulis sejarah yang mengkombinasikan sebuah rekonstruksi masa lalu yang terpercaya dengan kerapian literer. Sejarah harus ditulis oleh spesialis, tetapi tidak hanya dan semata-mata untuk mereka, melainkan untuk mendidik masyarakat luas. Sejarah harus menjadi sebuah disiplin ilmiah dan, sekaligus, sumber budaya.

Konsepsi Ranke tentang sejarah sebagai keilmuan rigorous ditandai oleh ketegangan diantara tuntutan eksplisit bagi penelitian objektif—yang dengan tegas menolak pertimbangan-pertimbangan nilai dan spekulasi metafisik—dan filosofi implisit dan asumsi politis yang secara aktual menentukan penelitiannya. Bagi Ranke penelitian ilmiah harus secara intim berhubungan dengan metode kritis. Sebuah latihan teliti di dalam metode philolological criticism adalah sebuah prasyarat penting. Oleh sebab itu pada 1930-an, Ranke memperkenalkan seminar-seminar mengenai sejarawan masa depan yang terlatih dalam pemeriksaan kritis dokumen-dokumen abad pertengahan di universitas Berlin. Pada 1848 hampir semua universitas Jerman mengadopsi upaya Ranke itu. Pembicaraan Ranke dalam seminar-seminar itu terdiri dari empat bagian prinsipil. Pertama, penekanan pada penggunaan sumber-sumber tertulis (manuscript). Kedua, perlakuan kritis terhadap sumber-sumber, metode sejarah. Ketiga, kadang-kadang disebut laboratorium sejarah, yang menganjurkan sejarawan menulis untuk sejarawan lain dan kemudian diadakan evaluasi. Keempat, menekankan ketelitian, kritisisme, dan penetrasi bibliografi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline