Lihat ke Halaman Asli

kalam ikhsani

kalam ikhsani

Generasi Jarak Jauh: Matinya Literasi Kritis dan Dialogis dalam Era PJJ

Diperbarui: 10 Januari 2021   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahun 2020 merupakan mimpi buruk bagi semua orang yaitu pertama kalinya di abad-21 dan pertama kalinya di Indonesia dimana kita dilanda pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 menyebabkan semua orang bekerja dan beraktivitas di dalam rumah dikarenakan fasilitas – fasilitas umum ditutup untuk menekan angka penyebaran pandemi Covid – 19. Fasilitas umum terutama sekolah ditutup untuk waktu yang tidak ditentukan. 

Ditutupnya sekolah berarti menandakan tersendatnya proses transfer ilmu dimana sekolah merupakan peserta didik menempa ilmu pengetahuan dan daya kritis peserta didik. Selama pandemi peserta didik belajar melalui daring yang dirasa kurang adanya dialog antara guru dan peserta didik berjalan secara pasif dimana kurangnya proses dialogis dimana proses dialogis umumnya terjadi dalam lingkungan kelas dan juga sekolah.

Gambaran pendidikan jarak jauh

Pendidikan jarak jauh dipopulerkan bukan hanya karena saat pandemic melainkan pembelajaran jarak jauh sudah eksis sebelum era pandemic dimana pembelajaran jarak jauh telah diatur dalam payung hukum BANPT dan Permendikbud No. 109/2013 (Pasal 2), menjelaskan tujuan PJJ untuk memberikan layanan pendidikan tinggi kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka, dan memperluas akses serta mempermudah layanan pendidikan tinggi dalam pembelajaran. 

Dengan begitu dapat diartikan bahwa PJJ adalah suatu sistem pendidikan yang memiliki karakteristik terbuka, belajar mandiri, dan belajar tuntas dengan memanfaatkan TIK atau menggunakan teknologi lainnya, dan/atau berbentuk pembelajaran terpadu perguruan tinggi. Berbagai kebijakan dan pengadaan sarana dan prasarana direalisasikan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran jarak jauh ini seperti subsidi kuota untuk belajar dari rumah.

Pengadaan sarana dan prasarana selama pandemi dalam pembelajaran jarak jauh ini tak luput dari masalah teknis yang melanda dimana kebijakan tersebut dinilai baik di masa awal pandemi. Namun, muncul keresahan mulai muncul dengan diperpanjangnya waktu pembelajaran daring. Masalah dilatarbelakangi oleh beberapa factor yaitu dari wali atau orang tua yang mendampingi murid selama pandemic dirasa kurang mampu mendampingi anak selama pandemic. 

Masalah lainnya juga ada berupa beberapa materi ajar yang sifatnya praktikal tidak dapat tersampaikan dengan baik. Selain itu pengajar juga belum memiliki pengalaman dan bekal cukup dengan sistem pembelajaran daring sehingga cara dan media mengajar masih cenderung repetitif dan kurang inovatif.

Lalu adapula masalah berupa beberapa siswa dinilai kurang mawas dalam memakai gadget dan tahu porsi kapan dia harus memperdalam ilmu kapan ia harus bersantai. Kadang pula orang tua mendapati anaknya bermain game online ataupun asyik bermain t*kt*k ketika kelas kosong. Seringkali kita adik, keponakan atau sepupu kita berlaku demikian tapi pernahkah mereka memanfaatkan waktu untuk membangun daya literasinya sendiri ?

Pembentukan literasi kritis dimasa pandemi

Apa yang terbayang di benak kita mengenai literasi? Apakah membaca buku,sastra atau karya tulis ataukah ada persepsi lainnya mengenai literasi?. Alwasilah (2012) menjelaskan bahwa Literasi adalah kecakapan hidup (life skills) yang memungkinkan manusia berfungsi maksimal sebagai anggota masyarakat dimana literasi mencakup kemampuan reseptif dan produktif dalam upaya berwacana secara tertulis maupun secara lisan. 

Saya berkaca dimana adik sepupu saya mendapat tugas dimana tugas tersebut mengharuskan peserta didik membaca atau mencari jawabannya dibuku namun ia dengan kemudahan yang diberikan di masa pandemi mencari jawaban via peramban belajar online seperti semua jawaban telah tersedia di internet. Sering kali kita membayangkan suasana kelas sebelum pembelajaran jarak jauh dimana apabila kita kesulitan dalam mencari sumber belajar seringkali kita disekolah masuk ke perpustakaan untuk membaca dan mencari jawaban tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline