Indonesia, sebagai negara kepulauan yang kaya akan keberagamaan Sumber Daya Alam (SDA), menghadapi tantangan serius terkait ketidakseimbangan distribusi dan pemanfaatan SDA dan Sumber Daya Manusia (SDM). Fenomena ini telah memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Ini termasuk ketidaksetaraan ekonomi, konflik sumber daya, dan risiko kerusakan lingkungan.
Ketidakseimbangan dalam pemanfaatan SDA dapat menyebabkan degradasi lingkungan. Hal ini dapat digambarkan dengan suatu daerah yang memiliki potensi alam yang besar seringkali menghadapi tekanan eksploitasi yang berlebihan tanpa diolah dengan baik. Hal tersebut dapat mengancam keberlanjutan ekosistem.
Banyak pendapat tentang negara Indonesia yang begitu lambat untuk menjadi negara maju padahal negara ini terkenal dengan banyak kekayaan alamnya. Hal itu dapat dilihat dari realisasi pendapatan negara di tahun 2022 hingga 2024 yang tidak menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan, yaitu 2022 sebanyak 2.630.147, 2023 sebanyak 2.634.148,9 dan 2024 sebanyak 2.801.862,9.
Negara Indonesia juga dikatakan terlalu banyak mengekspor bahan mentah dan tidak mampu mengolah sendiri bahan mentah tersebut menjadi bahan jadi, padahal hal tersebut akan lebih menguntungkan bagi Indonesia. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Indonesia sudah mampu mengurangi ekspor barang mentah.
Berikut data dari Badan Pusat Statistik yang menunjukkan angka ekspor bahan mentah di Indonesia.
Berdasarkan data tersebut, ditunjukan bahwa adanya penurunan yang signifikan terhadap ekspor barang mentah yang semula pada tahun 2017 mencapai 13.570,7 sampai di tahun 2022 hanya menjadi 2.180,7.
Selain SDA yang masih diekspor secara mentah, Indonesia juga mengalami tantangan pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
SDM Indonesia masih memiliki kualitas pendidikan yang rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organizations (UNESCO) terhadap kualitas pendidikan negara-negara berkembang di Asia Pasific. Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa wilayah memiliki akses terbatas terhadap pendidikan berkualitas, sehingga menciptakan kesenjangan keterampilan diantara masyarakat. Akibatnya, banyak daerah yang kekurangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Sehingga, pengolahan SDA kurang optimal.
Rendahnya Sumber Daya Manusia di Indonesia dapat diatasi dengan pemerataan teknologi, memaksimalkan pendidikan, dan juga penerapan kebijakan -kebijakan pemerintah yang merata.
Dengan adanya pemerataan teknologi dan pemaksimalan pendidikan akan memberikan dampak positif terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan akses pendidikan, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas SDM melalui teknologi yang merata. Sebagai hasilnya, potensi ekonomi dan inovasi nasional dapat tumbuh.