Lihat ke Halaman Asli

Umarulfaruq Abubakar

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia - Yogyakarta

Kenangan Indah di Kota Seribu Sungai

Diperbarui: 4 Juli 2017   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

*Kenangan Indah 6 di Kota Seribu Sungai*

Masih lekat di benak saya tentang kejadian itu. Yaitu, tepatnya dua hari sebelum Bulan Ramadhan tahun 2011, itulah saat pertama kali saya menginjakkan kaki di Kota Seribu Sungai ini. Kota tumpuan harapan untuk sebuah masa depan.

Saya datang berdua, bersama adik saya, Luqmanul Hakim Abubakar, untuk sebuah niat suci mulia meminang Galuh Banjar sebagai pendamping hidup, penerus generasi dan penyambung perjuangan.

Tidak tanggung-tanggung, kedua mertua saya langsung meminta untuk segera melangsungkan pernikahan pada Bulan Ramadhan yang ada di hadapan ini, dan saya tidak perlu kembali ke Gorontalo. Biarlah keluarga yang nanti menyusul ke sini.

Segera saya telpon ke rumah, ternyata Ibu saya masih mengharapkan saya untuk berhari raya di tengah keluarga besar di Gorontalo, setelah 8 tahun "hilang" tak pernah berlebaran bersama keluarga. Sampai saat melamar itu pun, saya belum bertemu dengan ibu dan keluarga.

Saya baru datang dari Mesir beberapa hari yang lalu, dan langsung menuju Banjarmasin. Janjian bertemu dengan Kim di Surabaya seusai ia mengikuti pelatihan oleh Kemenag.

Kesepakatannya; pernikahan dilaksanakan tanggal 3 Syawal, dan kami berangkat dari Gorontalo tanggal 2 Syawal.

Setelah menuntaskan tugas penting ini barulah saya balik ke Gorontalo.

Tak terasa enam tahun telah berlalu. Dan Kota Banjarmasin pun masih seperti dulu. Tetapi selalu ada jenak-jenak rindu yang merasuk syahdu. Sekali setahun saya berkunjung ke Bumi Antasari ini. Selain berjumpa dengan keluarga dan dunsanak yang ada, juga yang paling penting adalah merefresh dan menghadirkan kembali kenangan-kenangan di awal pernikahan dulu.

 Kali ini menjadi lebih istimewa dengan kehadiran ibu dan adik saya dari Gorontalo. Suasana keakraban keluarga semakin terasa. Ada tautan silaturrahim yang kembali tersambung kuat. Jarak dan waktu tak lagi menjadi penghalang.

Dan kuncup-kuncup cinta pun kembali mekar menjadi bunga...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline