Lihat ke Halaman Asli

Mentari

Diperbarui: 28 September 2023   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi, sang mentari menerbitkan sinarnya  pada bumi, diiringi kicauan burung yang menyejukkan hati. Hangatnya sinarnya mentari mengiringi tumbuhan pepohonan hijau suara alarm yang terdengar lama kelamaan semakin keras membuatku tersadar dari dalam mimpi aku sadar bahwa aku sedang hidup dikos kossan, suara lirih ibu yang setiap pagi membangunkanku kini berganti dengan alarm yang nyaring menyakitkan telinga, sarapan pagi yang biasa tersaji dimeja makan, kini telah tiada, semua itu telah lelap,yang ada hanyalah piring, sendok  dan nasi kosong diatasnya tanpa lauk.

Tanpa merubah semangatku untuk kekampus aku segera bersiap siap  pergi kekampus bersama teman kosku. Meskipun dengan wajah yang kurang ceria, dengan keadaan hati yang sedang kacau tapi aku memutuskan untuk tetap sekolah. Aku baru sadar bahwa betapa pahitnya hidup dalam kos.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline