Kisah kelamku
Satu minggu sebelum kematian kekasihku.
Ada rasa yang berbeda dari sebelumnya.
Aku melihat bunga indah didalam rumah, mungkinkah kekasihku berikan hadiah?
Angin terasa lebih dingin.
Seruling merdu dibawah pohon beringin.
Aku berfikir ini adalah hayalan dalam mimpi. Bukan nyata.
Mengapa suasana semakin menyayat? Lantunan Al-Qur'an dari ayat ke ayat.
Langkahku terang oleh cermin yang memantulkan sinar matahari. Perlahan kudekati, mulai kuhampiri.
Semakin terang saat kulihat, setelah apa yang terjadi padaku seperti sambaran kilat. Aku terbangun dari mimpi, air mata yang basahi pipi.
Foto hitam putih disudut ruangan, dan cincin dari kekasih sebagai bentuk ikatan. Rasa takut kembali teringat, campur resah dan keringat. Rumah jaman dahulu, type 90. Rumahku dan kekasihku. Seperti jenis motornya CB 100 itu ojek pribadiku.
Masih diselimuti kabut, pagi hari membuat rasa sedikit kalut.
Ada seorang wanita berjalan seperti penuh kesedihan. Menghampiri rumahku secara perlahan.
Kubuka pintu dan ia memelukku.
Saat takdir membawa kabar, membunuh alam sadarku.
Serentak hati ini retak, saat kulihat foto bukti kekasihku tergeletak.
Saat bisu menerpa, karena teriakku keras bersuara.
Hari penaburan bunga, membuatku sedikit menjadi gila. Hal aneh merasuki fikiran dan jiwa.
Sejenak, aku merasa tak bisa jalani hidup tanpa dia.
Kebahagiaan dulu kini terkubur luka, meski ditaburi indahnya bunga.
Dan ini adalah pemaafan terakhirku pada dunia, jika aku mengikuti langkahnya, tempatkanlah ragaku disisinya.