Lihat ke Halaman Asli

UMGH (Upah Minimum Guru Honorer)

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tanggal 25 November Kemarin adalah hari guru. Saya sebagai guru tentu merasa bahagia ada peringatan khusu hari guru. Adanya peringatan hari guru menunjukan kepada kita semua agar selalu ingat kepada guru. Ingatlah pengabdian mereka, ingatlah ilmu yang mereka sampaikan dan ingatlah apakah kita sudah menghargai guru.

Mengingat pengabdian guru tentu semua orang pasti tidak lupa. Cerita-cerita pengabdian beberapi kali diangkat diberbagai media. Pertanyaannya sudahkah tersentuh hati kita? Tersentuh melihat pengabdian mereka?. Kalo sudah merasa tersentuh pasti orang bayak merasakan. Tapi setelah tersentuh terus bisa menggerakan jiwa dan raga menghargai pengabdian mereka itu baru penting untuk diingat.

Mengingat ilmu yang mereka sampaiakn pastilah sudah kita rasakan manfaatnya kini. Kita dengan sabar dilatih membaca menulis sejak tidak bisa apa-apa sampai bisa. Kita diajarkan berhitung sampai bisa. Kita diajarkan pengetahuan alam, sosial dan agama sampai bisa. Ilmu yang mereka berikan sangat terasa manfaatnya kini. Tapi...apakah kita tergerak dengan kemampuan  kita menghargai mereka. Sudahkah yang kini jadi Presiden, Menteri, Dokter, Pengusaha, Anggota DPR dan profesi apapun menghargai mereka atas ilmu yang sudah mereka berikan pada kita?. hmmm....mungkin belum sepenuhnya.

Sertifikasi yang disyaratkan kepada guru tergolong berat hanya untuk mendapatkan gaji tambahan. Guru yang mengabdi beberapa tahun dan belum diangkat PNS masih saja diminta sabar menunggu kebijakan yang menguntungkan bagi kepentingan politik mereka. Guru honorer bergaji kecil lebih kecil daripada guru dibiarkan bersabar.

Apalagi kini melihat kegagalan pendidikan dengan terjadinya perilaku negatif seperti tawuran yang masih ada, koruptor dari kalangan terdidik dan obat terlarang oleh guru besar. Kegagalan itu sebagian mereka menyalhkan guru yang selam ini tidak dihargai. Bahkan ada kata-kata ungkapan : guru dibayar murah untuk memperbaiki akhlak tapi artis dibayar mahal untuk merusak akhlaq. Ungkapan itu patutnya menjadi teguran bagi para pengambil bijakan di pemerintahan dan parlemen.

Kabar baik kini dijanjikan menteri Anies selaku meneteri pendidikan. Beliau akan menentukan Upah minimum bagi guru honorer. Beliau akan memperjuangkannya untuk para guru honorer. Semoga janji tersebut bisa disambut baik oleh semua pihak untuk mewujudkannya. Semoga bukan hanya kabar burung yang hinggap kemudian terbang.

Menghargai guru tentulah tidak harus menunggu guru berdemo sapai meninggalkan murid-murid mereka. Menghargai itu harusnya penuh kesadaran karena apa yang sudah diberikan guru tentu nilainya jauh lebih tinggi daripada sekedar uang jutaan bahkan milyaran. Apabila indeks kebahagiaan guru meningkat karnea dihargai secara tulus oleh kita semua. Insya Alloh para guru akan terus setia membagikan ilmu kepada generasi kita selanjutnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline