Lihat ke Halaman Asli

Kaiza nazwita

Mahasiswa

Peristiwa G-30 S-PKI dengan Sosiologi Komunikasi

Diperbarui: 14 Juli 2024   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peristiwa G-30 S-PKI merupakan suatu peristiwa bersejarah yang terjadi  selama satu malam pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965. Peristiwa ini telah mengugurkan enam Jendral dan seorang perwira militer Indonesia, yang dimana jadasnya dimasukkan ke dalam lubang sumur yang dikenal dengan lubang buaya.  

Jenderal Abdul Haris Nasution, yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan serta Kepala Staf Angkatan Bersenjata, menjadi salah satu target utama G30S/PKI. Namun, beliau berhasil melarikan diri dari upaya penculikan. Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan mengubah sistem pemerintahan Indonesia menjadi sistem komunis. 

Dalam peristiwa ini tentu tidak lepas dari komunikasi sosiologi. Sosiologi komunikasi merupakan ilmu sosiologi yang mempelajari interaksi sosial melalui komunikasi media massa. Adapun kaitan sosiologi komunikasi dengan peristiwa G-30 S-PKI adalah sebagai berikut:

  • Media, dalam peristiwa G-30 S-PKI media massa berperan cukup penting, media sebagai penyebaran informasi pada saat itu menjadi senjata yang kuat untuk mengumpulkan informasi, membuat narasi kepada masyarakat sehingga membuat dampak yang signifikan terhadap pemahaman peristiwa tersebut, seperti Jenderal Nasution yang memegang kendali narasi yang akan disebarkan kepada masyarakat luas terkait peristiwa tersebut. Dalam sosiologi komunikasi, hal ini dapat sejalan dengan teori konstruksi sosial yang dipahami sebagai pemahaman yang tergantung antara interraksi interpersonal, sehingga suatu informasi yang disampaikan belum tentu seluruhnya berdasarkan fakta.
  • Komunikasi, dari segi komunikasi, peristiwa ini tentu melibatkan banyak pihak, seperti dari pemerintah, milister, dan masyarakat. Komunikasi dalam peristiwa ini mengandung propaganda dan manipulasi yang berupaya untuk mempengaruhi prespektif publik kepada pemerintah atau kelompok tententu.
  • Identitas atau makna, dalam sosiologi komunikasi identitas digunakan untuk mengenali atau membentu makna dari suatu hubungan sosial, seperti Jenderal Nasution yang menjadi simbol perlawanan PKI, dan peristiwa G-30 S-PKI menjadi simbol identitas nasional bahwa anti komunis dan pro militer. Dalam teori sosiologi, hal ini berkaitan dengan teori simbolik yang dipahami sebagai suatu makna yang terbentuk akibat dari komunikasi yang terjadi.
  • Sosiologi politik, yang menyoroti dinamika kekuasaan dan kepentingan dari masing-masing aktor politik dalam peristiwa ini.

Dengan mempelajari sosiologi komunikasi, dapat dipahami bahwa komunikasi politik bukan hanya tentang mengirimkan pesan atau informasi, tetapi juga tentang bagaimana pesan tersebut direkayasa, disebarkan, dan diterima dalam konteks politik dan sosial yang lebih luas dan kita jadi lebih memahami bagaimana media massa, kekuasaan, politik, dan komunikasi berperan cukup penting dalam peristiwa ini. Diharapkan, dengan mempelajari ini, kita jadi lebih mehamai suatu sejarah dan menjadikannya pelajaran dimasa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline