Lihat ke Halaman Asli

Amalia Kairani Mardiana

Menulis menemukan makna dan menipiskan luka

Perjuangan Tanpa Batas (Part 2) di SMKN 50 Jakarta

Diperbarui: 12 April 2020   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama judul ini diambil dari kisah seorang siswa yang mampu memperjuangkan harapan dan cita-cita nya ditengah keterbatasan diri. Di usianya yang cukup labil saat itu,ia sudah berani untuk mulai mencari cara dan berfikir untuk tidak bergantung kepada orang tua dan keluarga nya. 

Baginya,panas atau hujan,badai atau petir tak dihiraukan nya selama ia mampu menyusuri jalan demi sebuah nasi. Meski sering direndahkan teman-temannya,sering tertidur diwaktu jam pulang sekolah.Tapi,semua itu merupakan proses dari awal kehidupan nya yang baru akan dimulai.

Harapannya mulai tumbuh hasil dari kerja kerasnya selama ini. Perlahan namun pasti,ia mampu menunjukan hasilnya.Menunjukan kepada semua orang kalau keadaan tak membatasi masa depannya.

Tiap harinya,ia mengawali hari dengan sekolah sambil bekerja.Jahatnya para masyarakat yang tak pandang jerih payah keseharian nya.Apa yang ia lakukan selalu dinilai hina. Sampai suatu ketika ia mengalami kelelahan yang amat berat.

Tak ada lagi pundak yang empuk untuk menjadi senderan.Hasutan-hasutan buruk membisikinya.Seakan ingin menghalangi niat baiknya.Memang,hidup dengan keluarga yang sudah tidak lengkap ditambah kurangnya dukungan dari lingkungan menjadikan dirinya lemah. 

Saat keletihan itu terjadi,apa yang seharusnya ia lakukan?..

Dan bagaimana caranya ia meneruskan cita-cita nya ?...

Tonton selengkapnya di yutup yaa...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline