Lihat ke Halaman Asli

Amalia Kairani Mardiana

Menulis menemukan makna dan menipiskan luka

Lingkaran "Cinta" anak multimedia SMKN 50 Jakarta

Diperbarui: 10 April 2020   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   

Namanya rutinitas pasti selalu berulang. Tidak sama persis,tapi urutan waktu/hal yang dikerjakan sama. Ada yang beberapa yang berkesan di kelas ini.Kami punya kebiasaan makan saat istirahat yaitu "Ngampar".Bisa disebut juga lesehan.

Lesehan ini biasanya cuma dilakukan di hari Selasa.

Entahlah kenapa,mungkin karena di hari Selasa jadwal mapelnya itu cukup membosankan bagi anak mm.karena tepat di hari itu,ada satu mapel ekstra pengganti mapel fisika.kurang lebih 4 jam di hari Selasa harus diisi dengan mapel yang menurut sebagian besar anak mm itu kurang penting.
Jenis mapelnya bagus banget,mengarah dan menunjukkan pentingnya bersikap mandiri dalam mengatasi perekonomian yang kian ketat serta padat. Ada satu quote yang selalu menyemangati satu kelas kalau lagi males ngerjain tugas mapel ini yaitu "Inget,mo kaya nga?...bisnis makanya, Rasulullah aja dagang masa kita malu,emang kita siapa?...".
Setelah itu, semuanya tertawa dengan lepas.

Kalimat itu memang benar,zaman dahulu mah gaada yang namanya "ngantor".Mereka lebih mengandalkan sektor perdagangan untuk meraih pendapatan sebesar-besarnya.
Jadi,"Dalil" salah satu guru ini cukup mengiyakan anak murid yang belajar dengannya.Tapi, jujur saya suka dengan pelajaran berbau bisnis karena selain bermanfaat juga ilmunya ga terlalu susah untuk dipahami. Mulai dari bahasanya tidak rumit,murni huruf tidak campur-campur huruf alphabet sains hehe.

 Ilmunya juga realita sekali dengan permasalahan yang sering muncul di masyarakat.Seperti kelangkaan,kebutuhan pokok, pendapatan,dll.Jadi,sangat tidak menguras pikiran dan otak untuk memahaminya.Cukup baca dan aplikasikan ke dalam bentuk permasalahan di kehidupan saja.Tapi,dibalik jadwal mapel yg bentrok di jam istirahat ada maknanya ternyata.

Jadi,tepatnya satu jam sebelum istirahat masih ada mapel di kelas.Tapi,beberapa anak ciwi-ciwi ke kantin untuk pesan beberapa nasi bungkus.Tujuannya satu,biar tidak kehabisan.Setelah,jam mapel sudah habis.satu atau dua ciwi-ciwi mengambil makanan ke kantin.Dan yaa...mereka langsung ambil posisi "lesehan" di depan pintu kelas.Mereka makan sama-sama dan duduk membentuk lingkaran.

Satu hal yang saya perhatikan,cara makan mereka itu lhoo kekeluargaan banget.Sampai "ini mau ga tempe,ambil aja,kamu mau ga ayam nya".Mereka saling menawarkan/membagikan apa-apa saja yang mereka beli. Kebetulan,saat itu mereka beli nasi bungkus dengan lauk yang beda-beda,jadi dipisah trus bisa dimakan bareng-bareng.Jujur,saya baru lihat yang kayak gini disini,di kelas sendiri. Kalau sama keluarga beda lagi sensasi makan seperti ini,pasti sudah biasa. Ya, meskipun makan seperti ini agak kurang efektif karena makan mereka sambil bahas-bahas mapel,soal dll saat makan.Jadi,sangat menguras waktu.

Tapi,pasti kalau sudah jarang ketemu,hal seperti ini akan lebih mudah dikenang da dirindukan. Seperti saat ini,sudah 2 bulan lebih,kami merindukan momen seperti ini karena sudah berpisah karena PKL. Semoga kita dipertemukan kembali,dengan keadaan yang pula tentunya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline