Lihat ke Halaman Asli

Jangan Tolak Bank Syariah Walaupun Tidak Diajarkan di Sekolah

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bank syariah, apa itu? Ini pertanyaan lima tahun lalu sewaktu pertama kali melihat banner salah satu bank syariah di Makassar. Katro yah? Memang sebelum merantau ke Makassar, saya tinggalnya jauh di bagian pedalaman sulawesi. Tapi daerahnya tidak desa-desa banget, semacam small town lah. All right, but the problem is saya kan bersekolah. Saya menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA selama 12 tahun dengan pelajaran agama dua jam dalam satu minggu. Artinya, dalam dua belas tahun seharusnya saya mendengarkan pelajaran agama berkisar 2 jam x 4 minggu x 12 tahun = 96 jam. Belum lagi bila ditambahkan dengan kegiatan Peskil (Pesantren Kilat), duh banyak sekali seharusnya yang satu tahu tentang agama ini. Tapi kenapa tidak pernah mendengar mengenai bank syariah? Mungkin saja dulu pernah diajarkan, tapi saya tidak serius belajarnya. Hmmm, tapi untuk mata pelajaran agama, nilai saya ok banget (berkisar 8 - 9). Atau mungkin guru saya belum mudeng masalah bank syariah ini. Ah...apalah. Alih-alih memikirkan dilema tersebut, saya pun berdiskusi dengan teman-teman dari daerah lain di kampus. Bertanya, apakah mereka pernah mengenal bank syariah sebelumnya melalui sekolah. Oups....tidak ada. Tidak ada yang pernah. Saya tidak sendiri kawan.......Gets problem. Okelah, kesimpulan sementara "bank syariah belum menjadi topik menarik untuk diajarkan di sekolah sekalipun dalam mata pelajaran agama". Memang sih, bank syariah baru eksis berada di Indonesia nanti pada tahun 1991 (Muamalat). Lalu kemudian diundang-undangkan pada tahun 1998 (UU No. 10 perubahan UU No. 7 tentang perbankan). Tapi kan sudah ada rentang waktu hampir 19 tahun. Lagian ini masalah yang sangat penting. Jika ada yang bertanya seberapa penting, coba lihat kutipan berikut :

"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhan-nya lalu dia berhenti, maka apa yang diperolehnya dahulu menjadi miliknya, dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (Q.S Al Baqarah : 275)

Wow...kawan, terbayang tidak bagaimana pentingnya bank syariah ini? Pentingnya persoalan riba? Nah, bagaimana tidak penting jika ancamannya adalah neraka. So....kenapa topik ini tidak diajarkan secara lebih luas di sekolah? Hmmm...topik mengenai aljabar (kesukaan saya nih) di sekolah diajarkan secara maraton di sekolah tanpa ampun. Tidak cukup belajar di kelas, para siswa diminta (secara terpaksa kayaknya) untuk mengerjakan pula di rumah. Wow...bahkan ada olimpiadenya, saya menang dua kali untuk matematika di level kabupaten (hehe...cuma segitu bangga). Sekarang, saat menempuh kehidupan yang selanjutnya, aljabarnya mau dikemanain? Geometri, teori atomnya untuk apa? Tuh buku-buku sekolah menumpuk dan terbuang (mau disumbangkan tidak diambil-ambil karena kurikulumnya dah karatan). Justru topik pelajaran yang sangat penting seperti bank syariah ini kurang disentuh sama sekolah. Dan akibatnya, lihatlah...riba everywhere, everytime, and you could enjoy...really fast and easy. yah.... Meskipun masalahnya begitu, Alhamdulillah, saat ini promosi bank syariah sudah mulai gencar-gencarnya melalui media. Dukungan pemerintah pun sudah lebih baik. Setidaknya, melalui promosi dan pemberitaan media masyarakat sudah bisa mengenal bank syariah, walaupun sekolah kurang produktif dalam membumikan masalah yang satu ini. Demikian halnya dengan pihak yang berkompeten (semacam komunitas pengelola bank syariah). Sering-seringlah melirik dunia pendidikan. Sekalian promosi, berkunjunglah ke sekolah dan bumikan pengetahuan tentang syariah di sekolah. Bisa juga sekalian menyurat ke pengelola pendidikan di negeri ini untuk memperkaya khazanah pengetahuan para peserta didik mengenai bank syariah. Maju terus bank syariah, cerdaskan generasi muda bangsa ini, buat mereka tahu kenapa harus syariah? Buat mereka tahu, betapa untungnya (dunia dan akhirat) bersyariah. Sumber - sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah (Akses tanggal 25 Maret 2010) http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002--al-baqarah/564-tafsir-depag-ri--qs-002-al-baqarah-275.html (Akses tanggal 25 Maret 2010) http://www.islamicmediacity.com/cms_files/news_images/1246383585.jpg (Akses tanggal 23 Maret 2010) Sebagai persyaratan kontes IB Blogger Kompasiana, tulisan dimuat juga di facebook (klik disini).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline