Lihat ke Halaman Asli

Kahtan

Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Main Catur Jadi Kaya

Diperbarui: 21 Juli 2024   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tengah malam biasanya orang-orang sudah sibuk berkeliling dunia dialam mimpi mereka, tetapi tidak dengan pak Harun. Dinginnya malam justru menjadi waktu buat ia berkeliling desa, usai memeriksa keadaan ia berjaga di pos. Tidak biasanya pak Harun berjaga sendirian, biasanya banyak dari warga disana yang ikut berjaga. Malam itu suara angin menyapa lebih keras, sentuhannya juga membuat tubuh pak Harun menggigil. 

"Kemana ini ya kok pada ga ada ? tumben-tumbenan jaga sendiri." pak Harun bertanya-tanya. Matanya menyoroti jalanan, berharap ada satu yang duduk menemaninya. 

Pak Harun berusaha acuh dan melanjutkan papan catur yang telah ia mainkan sendiri, biasanya ia lakukan sebagai cara untuk mencari taktik terbaru.

"Pak, Harun !!", teriak seorang dari jarak sekitar 2 meter dari pos. 

Pak harun melompat terkaget, karena ia sedang serius meluncurkan kuda putihnya. 

"Ya Allah pak Aji, saya sampe loncat. Saya udah mau skakmat ini,"

"Hahaha...saya itu sudah dari manggil pak Harun dari rumahnya pak Sobri, tapi malah ga dijawab, yasudah saya kesini aja. Lagian serius amat, main catur sama siapa sih," pak Aji mengambil posisi duduk bersila di depan pak Harun dan papan catur. 

"Yaa.. saya sih main sendiri aja, ga ada orang tadi yang bisa diajak main, ya saya main sendirian aja. Saya ini lagi menyusun strategi gimana caranya bisa menang cuman dengan lima langkah," 

"Ga mungkin pak Harun, selama saya melihat permainan di Pos ini, belum ada permainan yang hanya selesai setelah lima langkah," pak Aji menyangkal.

"Nah, saya sebenarnya juga belum menemukan caranya, yang paling memungkinkan memang dilakukan diatas 5 langkah. Nah mumpung pak Aji disini, coba saya mau praktikan ilmu saya barusan." pak Harun mengajak pak Aji untuk bertanding catur. 

"Sebenernya saya mau pulang, liat ini saya bawa bungkusan plastik. Istri saya minta nasi Goreng malem-malem. Jadi kayaknya saya ga bisa,"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline