Lihat ke Halaman Asli

Kahlil Ahmad Gibran

Mahasiswa Filsafat yang suka Sambat

Jangan Miskin di Tongkrongan

Diperbarui: 18 Mei 2020   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di zaman ini khususnya para kaum Millenial sudah akrab dengan kata "nongkrong" atau "tongkrongan". Siapa pula yang tidak suka nongkrong, semua pasti akan merasa jenuh jika berdiam di rumah atau kamar kostnya seharian. Dalam tongkrongan, pasti kita memilih nongkrong di tempat yang sesuai dengan isi dompet kita, ini suatu keharusan agar nongkrong tidak membebani finansial kita.

Dulu saya pernah nongkrong, dan datanglah kawan saya yang memakai barang bagus sehingga salah satu kawan saya nyeletuk,

"Gausah sok kaya sih, gw juga tau lu miskin kayak gw"

Omongan ini jelas mengganggu saya, memang secara jelas kita lebih baik tidak mengeluarkan uang kita melebihi yang kita bisa, namun itu adalah hak pribadi dan boleh digunakan secara bebas.

Yang jadi masalah adalah, omongan ini akan membangkitkan mental orang lain sebagai orang yang "miskin", dalam diri kita akan terbangun stigma bahwa kita adalah si "miskin" yang tidak boleh berdandan lebih baik, dan tidak bisa membeli sesuatu yang kita mau.

Orang yang mengucapkan ini juga akan selalu merasa "miskin", sehingga mentalnya juga akan "miskin", dan menganggap semuanya sebagai orang sok kaya.

Jelas ini tidak baik, mental "miskin" akan menyusahkan kita dalam berusaha, walaupun kita sudah berusaha kita akan selalu merasa "miskin", akan merasa sia-sia.

Jadi berhati-hatilah dalam berkata, itu juga bisa menunjukkan mental kalian. Dukung teman kalian agar dandanannya yang "sok kaya" pada akhirnya membawa ia menjadi kaya sebenarnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline