Pernah dengar masalah mengenai anak berbakat yang kurang didukung mengenai keberbakatannya? Ya, saat ini memang masih banyak anak berbakat atau anak gifted and talented tidak mendapatkan dukungan dan fasilitas yang memadai untuk bisa mengembangkan bakat dan kreativitas yang mereka miliki. Sekolah sebagai wadah penyalur dan tempat berlatih anak berbakat seharusnya dapat memberikan dukungan baik secara fisik, moril dan lain-lain.
Sebelum membahas mengenai pengembangan bakat dan kreativitas anak berbakat di lingkungan sekolah,maka kita harus paham pengertian bakat dan kreativitas terlebih dahulu. Bakat menurut Utami (1999) adalah kemampuan bawaan atau potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Sedangkan kreativitas menurut Mclnerney abd Mclnerney (1998) adalah anak yang berupaya untuk dapat menghasilkan beragam kreasi yang ditandai dengan sifat-sifat seperti determinan, independen, individualistik, antusias, dan menghasilkan segala sesuatu. Lalu Syamsu dan A. Juntika (2005) mengemukakan pendapat mengenai kreativitas yang diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan produk baru atau kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan penerapan pemecahan masalah baru.
Bakat dan kreativitas anak berbakat masih perlu dikembangkan agar bisa terus meningkat dan dapat terus bertahan dalam keberbakatan tersebut. Bakat dan kreativitas penting dipupuk dalam diri anak berbakat. Selain itu anak berbakat juga memerlukan dorongan, dorongan yang dimaksud berupa motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri anak tersebut dan motivasi ekstrinsik yang berasal dari lingkungan anak.
Dorongan yang diterima anak berbakat untuk bisa mengembangkan bakat dan kreativitasnya berasal dari berbagai peran, diantaranya yaitu orang tua, sekolah, dan masyarakat. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai peran sekolah dalam mengembangkan bakat dan kreativitas anak berbakat. Sekolah merupakan tempat anak untuk bisa belajar dan mengembangkan bakat serta kreativitas yang mereka miliki. Pengembangan bakat dan kreativitas anak di sekolah bukan hanya berlaku bagi anak berbakat saja, tetapi juga untuk semua siswa-siswi lainnya.
Dalam sekolah, anak akan mengalami masa belajar dimana belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang tanpa terkecuali. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Arief S. Sadiman dkk (2005) yang menyatakan bahwa tanda seseorang telah belajar adalah dengan adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, perubahan tersebut mencakup perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan perubahan nilai serta sikap (afektif).
Pengembangan bakat dan kreativitas anak berbakat memerlukan guru yang berbakat pula atau minimal guru yang memahami kondisi anak berbakat tersebut dan mengetahui cara dalam mengembangkan bakat anak. Dalam mengembangkan bakat dan kreativitas anak tidak boleh membatasi atau menakut-nakuti anak sebagai pengendalian diri anak ( Mclnerney and Mclnerney, 1998).
Guru yang diperlukan oleh anak berbakat dalam mengembangkan bakat dan kreativitas mereka dalam lingkungan sekolah yaitu guru dengan ciri-ciri bersikap demokratis, ramah, berpenampilan yang menyenangkan, memberi perhatian kepada setiap anak secara perorangan, adil, tidak memihak, memiliki rasa humor yang sesuai dengan anak, berperilaku yang konsisten, dapat memberikan perhatian dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi anak berbakat, memiliki kelenturan, selalu mengapresiasi anak dalam segala hal yang telah mereka lakukan baik melalui bentuk hadiah maupun penghargaan dan pujian, dan ciri terakhir yaitu mahir dalam mengajar subjek atau mata pelajaran tertentu.
Proses pengembangan bakat dan kreativitas anak adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya memiliki hubungan timbal balik yang mempengaruhi satu sama lain. Dalam proses pengembangan bakat dan kreativitas tersebut, maka peran sekolah sangat berpengaruh terhadap kemajuan bakat dan kreativitas anak. Beberapa hal yang dapat dilakukan sekolah dalam mengembangkan bakat dan kreativitas anak yaitu :
- Mengidentifikasi anak berbakat dan keberbakatan yang mereka miliki
Mengidentifikasi adalah proses menemukenali bakat yang dimiliki oleh setiap siswa di sekolah, selain itu proses identifikasi juga bisa dilakukan untuk mengetahui kecenderungan bakat anak dalam suatu bidang.
- Memfasilitasi setiap keberbakatan dan kreativitas anak melalui ekstrakurikuler di lingkungan sekolah
Anak yang sudah teridentifikasi memiliki bakat istimewa memerlukan tempat untuk mereka bisa mengembangkan bakat tersebut, oleh karena itu sekolah diharapkan mampu memberikan fasilitas berupa ekstrakurikuler yang dapat membuat anak berkembang sesuai bakat dan kreativitas yang mereka miliki, ekstrakurikuler yang dimaksud dapat berupa tempat untuk mengembangkannya jiwa kepemimpinan seperti pramuka dan paskibra, tempat untuk bisa melatih kemampuan olahraga anak yaitu ekstrakurikuler volly, basket, tenis meja, badminton, renang, dan masih banyak lagi. Tempat untuk anak dapat melatih seni contohnya ekstrakurikuler paduan suara, seni rupa, seni tari, seni musik dan masih banyak lagi.
- Memberikan fasilitas berupa bentuk fisik untuk bisa mengembangkan bakat dan kreativitas anak
Fasilitas berbentuk fisik maksudnya adalah fasilitas penunjang seperti benda-benda yang digunakan untuk bisa melatih bakat yang mereka miliki, misalnya seorang anak berbakat dalam bidang musik,maka sekolah dapat memberikan alat-alat musik yang berguna untuk melatih kemampuan bermusik anak.
- Memberikan kesempatan kepada anak berbakat untuk bisa menunjukkan keberbakatan mereka