Ia setia menunggu kapanpun si Tuan berkehendak rebah di celah gelap lorong dekil itusebelum lelatu itu terlampau jatuh, terlampau jauh
dan menemukan sebuah kesepian yang utuh.
tetapi di punggung cokelatmu kata orang,semua yang duduk akan pernah menunggu dan menuliskan
namanya masing masing di buku tamu.
kami mengeja masing masing mata yang asing yang
bersembunyi di sebalik lubang kancing baju.
yang lima menit kemudian kami biarkan menjadi kubur batu.
tetapi di punggung cokelatmu kata orang,
masing masing wajah tua yang pernah kami lukis di gerbong kereta,
akan berhenti di stasiun ini. mencopoti aksara aksara yang pernah